Sejak kelas empat es de kita sudah tau kalo bumi itu bulat (yah.. gak bulat-bulat amat sih)… padahal sebelum manusia menciptakan pesawat ulang alik yang bisa terbang sampai satelit yang bisa motret anggapan manusia bumi merupakan hamparan yang datar dan luas, pusat tata surya dan setrusnya… sampai akhirnya kopernikus dengan heliosentrisnya, galileo nemuin teropong, keplir, dan ilmuan lainnya memberikan titik terang mengenai perspektif manusia terhadap bentuk bumi meskipun galileo sampai ditentang pihak gereja ketika itu (kasian)… pertaruhan besar para ilmuan klasik tersebut melahirkan babak baru bagi para penjelajah dunia (columbus dkk) untuk berkelana mencari daratan baru dari berbagai platform (eropa dengan 3G nya bukan generasi hape yang bisa nelpon sambil melototin wajah masing2 tapi semboyan gold, gospel, dan glory – saudagar arab dan china dengan semangat rantaunya ^-^ – serta pelaut pelaut skandinavia yang tangguh pada masanya) yang secara sederhana untuk mencari jawaban kebenaran paradoks bentuk bumi yang didebatkan ketika itu.
Bumi merupakan planet ketiga dari matahari yang berjarak 149.600 km ( dianggap satuan standar-1 satuan astronomi 1 SA / 1 Au – buat ngukur jarak benda langit lainnya dari bumi) dan berukuran dengan diameter 12000 km termasuk kedalam gugus planit dalam (planit dalam dan luar dibatasi oleh sabuk asteroid yang memiliki orbit antara mars dan yupiter- mars merupakan batas planit dalam -) dan bumi merupakan satu-satunya planit di galaksi bimasakti yang memungkinkan adanya kehidupan. does god play dice with the universe ?
Diameter bumi yang berukuran sekian kilometer ini ternyata tidak merupakan satu kesatuan bola pejal yang homogen tetapi memiliki bagian-bagian (lapisan-lapisan) mirip buah dengan kulitnya. Dalam hal ini pengetahuan mengenai struktur interior bumi pemodelan dan kandungannya dipelajari khusus dalam disiplin ilmu tertentu yaitu geologi dan geofisika. Geologi sebagaimana etimologisnya geo-bumi- dan logos – ilmu – . geofisika secara spesifik mempelajari bumi terutama sifat fisik bagian dalam bumi dengan alat tertentu serta dengan konsep keilmuan fisika. Adapun perbedaan keduanya secara garis besar geologi mempelajari materi penyusun bumi beserta isinya khususya materi yang ada dipermukaan bumi(batuan) hasil produksi-keluaran- materi dalam bumi (magma) dan data geofisika memberikan gambaran sifat bawah permukaan secara fisika (sifat fisika batuan bawah permukaan). Adapun ilmu-ilmu yang terkait dalam mempelajari bumi ada berbagai macam disiplin ilmu– seperti geografi, geodesi, dan geo lain-lain-.
Sebagaimana dijelaskan diatas bumi bukan merupakan bola raksasa pejal yang homogen tetapi memiliki kandungan materi dengan fase yang beragam. Goldssmict membagi bumi menjadi beberapa bagian , begitu juga ilmuan lain. Sederhananya secara garis besar bumi terbagi menjadi 3 bagian utama: inti, mantel dan kerak. Inti bumi menurut para ahli fisika dan geofisika merupakan pusat bumi. Inti bumi oleh para ahli dibagi dua yaitu inti dalam dan inti luar, inti dalam memiliki fase yang padat (solid) dan kemungkinan tersusun dari besi (Fe) kenapa besi, menurut para ahli logam besi banyak terdapat di alam dan berat jenis rata-rata material penyusun bumi mendekati berat jenis besi. Adapun inti luar memiliki fase lebih cair. Lapisan diatas inti dikenal sebagai mantel yangberisi magma(larutan silika pijar yang sangat panas senantiasa bergerak karena mengalirkan kalor secara konveksi) terbagi dua yaitu mantel atas dan mantel bawah kedua fasenya sama-sama cair, lantas apa yang membedakan keduannya ahli geofisika menemukan fenomena geofisika dari data kecepatan gelombang seismik yang ditembakan kedalam bumi memiliki perbedaan fase diskontinuitas antara mantel atas dan bawah, diskontinuitas dikneal sebagai mohorovicic discontinuity, antara mantel bawah dengan inti luar dikanal dengan guettenberg discontinuity dan antara inti dalam dan inti luar diskontinuitasnya ditemukan oleh lehmann sehingga namanya lehmann discontinuty. Lapisan diatasnya mantel adalah kerak bumi yang disekat oleh lapisan astenosfer yang berfase gel. Kerak bumi adalah lapisan terluar bumi dibawah atmosfer memiliki ketebalan ± 70 km dengan fase rigid disinilah terjadi proses pembekuan, solidifikasi magama dari proses kristalisasi, fraksinasi, diferensiasi dan berbagai macam proses pembekuan magma lainnya serta disinilah terjadi proses pelapukan, transportsasi, pengendapan dan solidifikasi batuan sedimen beserta diagenesanya, disini juga terjadi proses metamorfisme akibat event-event tektonik dan proses metamorfisme lainya. Dan yang paling penting.. disinilah kita hidup.
Kerak bumi dibagi dua yaitu kerak benua dan kerak samudra. Kerak benua komposisi utamanya adalah silika dan alumunium (sial). Sedangkan kerak samudra kaya silika dan magnesium (sima). Kerak benua lebih tebal dari kerak samudra. Pondasi kedua duanya sama-sama tersusun dari batuan beku hasil pembekuan magma dari mantel begian atas hanya saja kerak benua tercover batuan sedimen lebih banyak karena event pelapukannya yang lebih intens dan penelitian mengenai batuan dilantai samudra belum begitu banyak diketahui. Dari sifat keasaman batuannya batuan di kerak benua lebih asam dari kerak samudra oleh karenanya batuan di kerak benua kaya akan mineral-mineral asam (felsic) sedangkan mineral basa yang berwarna lebih gelap (mafic) merupakan komposisi yang umum penyususn batuan dikerak samudra.
Magma sebagaimana halnya telah disebutkan diatas merupakan larutan (solution) yang pijar(panas) dan merupakan sumber semua unsur anorganik yang terbentuk dialam (boleh lah disebut sebagai nenek moyang batuan) jika magma naik ke permukaan (baik dengan menyusup rekahan, atau aktifitas gunung api) maka akan terjadi proses pembekuan magma (yang melibatkan berbagai macam proses fraksinasi-kristalisasi-diferensiasi-asimilasi-liquid immiscibility-de el el) magma yang membeku akan membentuk mineral dari proses kristalisasi (mineral adalah material penyusun batuan yangmemiliki sistem kristal tertentu) maka boleh dikatakan terbentuklah batuan beku. Batuan beku tersebut dapat bersifat asam ataupun basa tergantung dari mineral penyusunnya seperti disebutkan diatas. batuan beku basa umumnya terbentuk lebih awal jika dilihat dari gradasi penurunan suhu dan batuan beku asam terbentuk lebih akhir. mineral-mineral asam mudah larut dalam magma sedangkan mineral basa sukar larut sehingga dalam proses peleburan (melting) kembali mineral basa akan larut lebih akhir, jika dilihat keduanya berbeda saat pembentukannya kan
Gb. Siklus batuan
Berbicara tentang batuan bukanlah terbatas hanya batu (stone) yang terlihat secara kasat mata tetapi batuan mencakup seluruh material yang ada dipermukaan bumi yang memiliki fase padat(rigid) mulai dari batuan beku yang banyak dijumpai dimana-mana, kerikil, pasir, tanah, hingga debu yang berterbangan diudara merupakan prodak dari batuan. Secara umum semua macam batuan yang ada di alam terbagi menjadi tiga kelompok yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf. batuan beku terbentuk dari hasil pembekuan magma (kristalisasi magma), batuan sedimen terbentuk dari proses pelapukan atau bahan2 material lain di alam(dapat dari batuan beku, sedimen, metamorf, dan lainnya) dan terendapkan kembali hingga keras seperti batu, adapun batuan metamorf terbentuk karena kontrol tekanan dan suhu yang sangat tinggi (P and T) dapat berasal dari batuan beku dapat pula berasal dari batuan sedimen dengan syarat ada kontrol tekanan dan suhu yang tinggi. Tekanan dapat berasal dari event tektonik atau dapat juga dari aktivitas pembebanan adapun suhu dapat berasal dari kontak dengan panas magma dan bertambahnya suhu pada kedalaman ter tentu.
Batuan beku asam kaya akan kandungan silika (SiO2) sebaliknya batuan beku basa kandungan silikanya sedikit umumnya kaya akan logam alkali. Hal tersebut dijelaskan oleh bowen dalam deret bowen susunan keterbentukan mineral penyusun batuan.
Gb deret bowen
Deret sebelah kiri dari seri bowen dikenal sebagai deret non kontinu. Artinya mineral disamping tidak terbentuk bersama dalam suhu yang sama sesuai dengan gradasi suhu magma yang turun maka terbentuklah mineral selanjutnya tentu saja kandungan silikanya semakin bertambah. Adapun deret sebelah kanan dikenal dengan detet kontinu. Deret kontinu tersebut merupakan deret dari mineral-mineral kelompok plagioklas, jenis mineral dalam deret plagioklas dipengaruhi oleh kandungan unsur Ca dan Na. semakin kebawah (suhu turun) umumnya kandungan Na bertambah.
Adapun pemerian jenis batuan (asam atau basa) di pengaruhi oleh keterdapatan mineral-mineral deret bowen sebagai massa dasar dari batuan tersebut misalnya untuk batuan beku ultra basa dan basa tentunya kaya akan mineral-mineral mafic (olivin, pyroxene, hornblend, ca-plagioklas….) sedangkan untuk batuan beku asam dan menengah (intermediet) kandungannya banyak diisi oleh mineral pada dert bowen bagian bawah (alkali-k-feldspar, kuarsa, Na plagioklas…).
Maka berdasarkan kandungan silika batuan beku dapat dibagi menjadi:
Batuan beku asam SiO2 > 67%
Batuan beku menengah SiO 52-67 %
Batuan beku basa SiO2 45-52%
Batuan beku ultra basa SiO2 <45%
Batuan beku asam contohnya granit dan ryolit, granit kaya akan mineral felsic (asam barwarna terang) pada masa dasarnya meskipun terdapat juga beberapa mineral mafic seperti biotit, batuan beku menengah contohnya andesit dan diorit, tekstur batuan umumya porpiritik banyak mineral dari kelaompok plagioklas tengah seperti andesin, oligoklas dll, batuan beku basa contohnya basalt dan gabro, biasanya dijumpai sebagai masa besar batuan plutonik tekstur kristalnya feneritik, equigranular, holokristalin dan kasar-kasar (gede-gede), adapun kelompok ultra basa diantaranya dunit, hizburgit, piroksenit, hornblendit, dari namanya aja udah banyak make nama mineral mafic (piroksen, hornblen)teksturnya kasar, equigranular, dan berat jenis sangat tinggi karena kaya akan logam berat seperti besi, magnesium, mangan, de elel…
Dari siklus batuan yang terus berputar tanpa henti; [magma keluar, membeku terbentuk batuan beku, batuan tererosi hingga membentuk setitik debu (material sedimen)kemudian terendapkan kembali hingga membentuk batuan baru (batuan sedimen), karena kontrol panas dan tekanan yang tinggi terbentuk batuan lain yang sangat keras (batuan metamorf) jika semuanya kembali melebur terbentuk magma kembali, siklus ini terjadi terus menerus] spontan, reaksi kompleks tapi sederhana dan alami tanpa dapat dihentikan oleh siapapun yang picik terhadap eksistensi SANG pemilik, pemelihara, dan Penciptanya sejak nyawa bumi ditiupkan hingga ia dipanggil kembali…….
‘Ia senantiasa berdzikir dan bertasbih lebih awal sebelum anak adam ada didalamnya menjadi hambaNYA’
“Semua yang ada di langit dan bumi bertasbih kepada ALLAH dan dialah yang maha kuasa atas segala sesuatu (Q.S al hadid:1)”
Entry Filed under: geologi. .
http://doddys.wordpress.com/2006/10/06/batuan-batuan-di-bumi-jenis-dan-terbentuknya/
BATUAN-BATUAN DI BUMI JENIS DAN PROSES TERBENTUKNYA
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite
Batuan sediment atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sediment ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik. Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan sediment kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batugamping terumbu.
Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi.
Proses-proses tersebut berlangsung sepanjang waktu baik di masa lampau maupun masa yang akan datang. Kejadian alam dan proses geologi yang berlangsung sekarang inilah yang memberikan gambaran apa yang telah terjadi di masa lampau seperti diungkapkan oleh ahli geologi “JAMES HUTTON” dengan teorinya “THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST”
Referensi :
• AAPG – www.aapg.org
• Bahan pelajaran dari University of North Dakota – http://volcano.und.edu
Archive for » June 4th, 2009«
Batuan : Batuan Beku
admin
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, “api”) adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
more…
Category: Geologi Leave a Comment
Batuan : Siklus Batuan
04
June
admin
Dari hasil pengamatan terhadap jenis-jenis batuan disekitar kita, dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu (1) batuan beku, (2) batuan sedimen, dan (3) batuan malihan atau metamorfis. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli Geologi terhadap batuan, menyimpulkan bahwa antara ketiga kelompok tersebut terdapat hubungan yang erat satu dengan lainnya, dan batuan beku dianggap sebagai “nenek moyang” dari batuan lainnya. Dari sejarah pembentukan Bumi, diperoleh gambaran bahwa pada awalnya seluruh bagian luar dari Bumi ini terdiri dari batuan beku. Dengan perjalanan waktu serta perubahan keadaan, maka terjadilah perubahan-perubahan yang disertai dengan pembentukan kelompok-kelompok batuan yang lainnya. Proses perubahan dari satu kelompok batuan ke kelompok lainnya, merupakan suatu siklus yang dinamakan “siklus batuan”.
Pada gambar berikut diperlihatkan bagaimana perjalanan siklus tersebut. Melalui siklus batuan ini, juga dapat dipahami proses-proses geologi yang bekerja dan mengubah kelompok batuan yang satu ke lainnya. Konsep siklua batuan ini merupakan landasan utama dari Geologi Fisik yang diutarakan oleh JAMES HUTTON. Dalam siklua tersebut, batuan beku terbentuk sebagai akibat dari pendinginan dan pembekuan magma. Pendinginan magma yang berupa lelehan silikat, akan diikuti oleh proses penghabluran yang dapat berlangsung dibawah atau diatas permukaan Bumi melalui erupsi gunung berapi. Kelompok batuan beku tersebut, apabila kemudian tersingkap dipermukaan, maka ia akan bersentuhan dengan atmosfir dan hidrosfir, yang menyebabkan berlangsungnya proses pelapukan.
Melalui proses ini batuan akan mengalami penghancuran. Selanjutnya, batuan yang telah dihancurkan ini akan dipindahkan\digerakkan dari tempatnya terkumpul oleh gayaberat, air yang mengalir diatas dan dibawah permukaan, angin yang bertiup, gelombang dipantai dan gletser dipegunungan-pegunungan yang tinggi. Media pengangkut tersebut juga dikenal sebagai alat pengikis, yang dalam bekerjanya berupaya untuk meratakan permukaan Bumi. Bahan-bahan yang diangkutnya baik itu berupa fragmen-fragmen atau bahan yang larut, kemudian akan diendapkan ditempat-tempat tertentu sebagai sedimen.
Proses berikutnya adalah terjadinya ubahan dari sedimen yang bersifat lepas, menjadi batuan yang keras, melalui pembebanan dan perekatan oleh senyawa mineral dalam larutan, dan kemudian disebut batuan sedimen. Apabila terhadap batuan sedimen ini terjadi peningkatan tekanan dan suhu sebagai akibat dari penimbunan dan atau terlibat dalam proses pembentukan pegunungan, maka batuan sedimen tersebut akan mengalami ubahan untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang baru, dan terbentuk batuan malihan atau batuan metamorfis. Apabila batuan metamorfis ini masih mengalami peningkatan tekanan dan suhu, maka ia akan kembali leleh dan berubah menjadi magma.
Sumber : Noor, D., 2008. “Pengantar Geologi”, Universitas Pakuan, Bogor
Category: Geologi Leave a Comment
Mineral : Mineral Batuan Beku
Mineral-mineral yang umum dijumpai pada batuan beku, yaitu plagioclase feldspar, K-feldspar, quartz, muscovite mica, biotite mica, amphibole, olivine, dan calcite.
Mineral mineral tersebut mudah dikenali, baik secara makroskopis maupun mikroskopis berdasarkan dari sifat sifat fisik mineral masing-masing. Adapun ciri dari mineral mineral tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah.
Olivine
Olivine adalah kelompok mineral silikat yang tersusun dari unsur besi (Fe) dan magnesium (Mg). Mineral olivine berwarna hijau, dengan kilap gelas, terbentuk pada temperatur yang tinggi. Mineral ini umumnya dijumpai pada batuan basalt dan ultramafic. Batuan yang keseluruhan mineralnya terdiri dari mineral olivine dikenal dengan batuan Dunite.
Amphibole/Hornblende
Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O). Hornblende tampak pada foto yang berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis batuan beku dan batuan metamorf.
Biotite
Semua mineral mika berbentuk pipih, bentuk kristal berlembar menyerupai buku dan merupakan bidang belahan (cleavage) dari mineral biotite. Mineral biotite umumnya berwarna gelap, hitam atau coklat sedangkan muscovite berwarna terang, abu-abu terang. Mineral mika mempunyai kekerasan yang lunak dan bisa digores dengan kuku.
Plagioclase feldspar
Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar. Mineral ini mengandung unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk prismatik, umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang mengandung Natrium dikenal dengan mineral Albite, sedangkan yang mengandung Ca disebut An-orthite.
Potassium feldspar (Orthoclase)
Potassium feldspar adalah anggota dari mineral feldspar. Seperti halnya plagioclase feldspar, potassium feldspars adalah mineral silicate yang mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya prismatik, umumnya berwarna merah daging hingga putih.
Mica
Mica adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi yang bervariasi, dari potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) , silicon (Si) dan air (H2O).
Quartz
Quartz adalah satu dari mineral yang umum yang banyak dijumpai pada kerak bumi. Mineral ini tersusun dari Silika dioksida (SiO2), berwarna putih, kilap kaca dan belahan (cleavage) tidak teratur (uneven) concoidal.
Calcite
Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate (CaCO3). Umumnya berwarna putih transparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dari binatang laut terbuat dari calcite atau mineral yang berhubungan dengan ‘lime’ dari batugamping.
Sumber : Noor, D., 2008. “Pengantar Geologi”, Universitas Pakuan, Bogor
• Tentang Saya
• Download
• Animasi Fisika
• Sertifikasi Dosen
• Curriculum Vitae
Blognya Firdaus
Batuan : Batuan Beku
04
June
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, “api”) adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
STRUKTUR BATUAN BEKU
Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku extrusive dan intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada tekstur masing masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai struktur batuan beku
1. Struktur batuan beku ekstrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:
a. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam.
b. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
c. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.
d. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
e. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
f. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
g. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran
2. Struktur Batuan Beku Intrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu :
a. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan disekitarnya.
b. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.
c. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
d. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer
Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:
a. Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.
b. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
c. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil
TEKSTUR BATUAN BEKU
Magma merupakan larutan yang kompleks. Karena terjadi penurunan temperatur, perubahan tekanan dan perubahan dalam komposisi, larutan magma ini mengalami kristalisasi. Perbedaan kombinasi hal-hal tersebut pada saat pembekuan magma mengakibatkan terbentuknya batuan yang memilki tekstur yang berbeda.
Ketika batuan beku membeku pada keadaan temperatur dan tekanan yang tinggi di bawah permukaan dengan waktu pembekuan cukup lama maka mineral-mineral penyusunya memiliki waktu untuk membentuk sistem kristal tertentu dengan ukuran mineral yang relatif besar. Sedangkan pada kondisi pembekuan dengan temperatur dan tekanan permukaan yang rendah, mineral-mineral penyusun batuan beku tidak sempat membentuk sistem kristal tertentu, sehingga terbentuklah gelas (obsidian) yang tidak memiliki sistem kristal, dan mineral yang terbentuk biasanya berukuran relatif kecil. Berdasarkan hal di atas tekstur batuan beku dapat dibedakan berdasarkan :
1. Tingkat kristalisasi
a) Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh kristal
b) Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas
c) Holohyalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh gelas
2. Ukuran butir
a) Phaneritic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhmya tersusun oleh mineral-mineral yang berukuran kasar.
b) Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral berukuran halus.
3. Bentuk Kristal
Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama kali biasanya berbentuk sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya mengisi ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna. Bentuk mineral yang terlihat melalui pengamatan mikroskop yaitu:
a) Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna
b) Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna
c) Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna.
4. Berdasarkan kombinasi bentuk kristalnya
a) Unidiomorf (Automorf), yaitu sebagian besar kristalnya dibatasi oleh bidang kristal atau bentuk kristal euhedral (sempurna)
b) Hypidiomorf (Hypautomorf), yaitu sebagian besar kristalnya berbentuk euhedral dan subhedral.
c) Allotriomorf (Xenomorf), sebagian besar penyusunnya merupakan kristal yang berbentuk anhedral.
5. Berdasarkan keseragaman antar butirnya
a) Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya hampir sama
b) Inequigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya tidak sama
KLASIFIKASI BATUAN BEKU
Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya, warna, kimia, tekstur, dan mineraloginya.
a. Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku dibedakan atas :
1. Batuan beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi.
2. Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentu tidak jauh dari permukaan bumi
3. Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi
Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua yaitu mineral mafic (gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotit, dan mineral felsic (terang) seperti Feldspar, muskovit, kuarsa dan feldspatoid.
b. Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu:
1. Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%
2. Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60%
3. Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90%
4. Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%
c. Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandungan SiO2-nya batuan beku diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
1. Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%, contohnya Granit, Ryolit.
2. Batuan beku menengah (intermediat), kandungan SiO2 65% - 52%. Contohnya Diorit, Andesit
3. Batuan beku basa (basic), kandungan SiO2 52% - 45%, contohnya Gabbro, Basalt
4. Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan SiO2 < 30%
PENGELOMPOKAN BATUAN BEKU
Untuk membedakan berbagai jenis batuan beku yang terdapat di Bumi, dilakukan berbagai cara pengelompokan terhadap batuan beku (gambar). Pengelompokan yang didasarkan kepada susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini disebabkan disamping prosesnya lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui analisa kimiawi. Dan yang sering digunakan adalah yang didasarkan kepada tekstur dipadukan dengan susunan mineral, dimana keduanya dapat dilihat dengan kasat mata.
Pada gambar disamping diperlihatkan pengelompokan batuan beku dalam bagan, berdasarkan susunan mineralogi. Gabro adalah batuan beku dalam dimana sebagian besar mineral-mineralnya adalah olivine dan piroksin. Sedangkan Felsparnya terdiri dari felspar plagioklas Ca. Teksturnya kasar atau phanerik, karena mempunyai waktu pendinginan yang cukup lama didalam litosfir. Kalau dia membeku lebih cepat karena mencapai permukaan bumi, maka batuan beku yang terjadi adalah basalt dengan tekstur halus. Jadi Gabro dan Basalt keduanya mempunyai susunan mineral yang sama, tetapi teksturnya berbeda. Demikian pula dengan Granit dan Rhyolit, atau Diorit dan Andesit. Granit dan Diorit mempunyai tekstur yang kasar, sedangkan Rhyolit dan Andesit, halus. Basalt dan Andesit adalah batuan beku yang banyak dikeluarkan gunung-berapi, sebagai hasil pembekuan lava.
Para ahli teknik Sipil akan sangat tertarik untuk mempelajari batuan, disamping fungsinya sebagai bahan bangunan, juga karena perannya sebagai batuan dasar atau pondasi. Karena itu kepada mereka dianjurkan untuk dapat mengenal beberapa jenis batuan beku yang utama di lapangan. Untuk memperoleh data tentang sifat batuan yang diperlukan oleh para ahli Teknik Sipil, umumnya dilakukan pengujian lapangan dan studi petrografi (mikroskopis). Data tersebut diperlukan dalam kaitannya untuk penambangan, konstruksi bawah permukaan atau untuk menentukan cara-cara membuat bukaan.
Batuan beku juga dapat dikelompokan berdasarkan bentuk-bentuknya didalam kerak Bumi. Pada saat magma menerobos litosfir dalam perjalanannya menuju permukaan Bumi, ia dapat menempati tempatnya didalam kerak dengan cara memotong struktur batuan yang telah ada, atau mengikuti arah dari struktur batuan. Yang memotong struktur disebut bentuk-bentuk diskordan, sedangkan yang mengikuti struktur disebut konkordan.
Beberapa contoh batuan beku
Sumber : Noor, D., 2008. “Pengantar Geologi”, Universitas Pakuan, Bogor
Category: Geologi