Sabtu, 21 Mei 2011

mengikuti cahaya OW

Tepat pada posisi pada arah 10 – 5 apada grafik normal optik garis dan pada arah 10 -6
Pada arah 10 – 6 B terdapat bayanagan mendAPAT pada arah 10-6A. Titik sental dari sogry menghubungkan melatope, dengan gelap karna selalu ada perbedaan yang dibentuk pada berjalannya cahaya yang panjang atau garis optik. Jauh menghasilkan pada putaran getaran O dan komponen E parelel atau getaran yang perelel pada PP” dan analis AA” , jadi menghubungkan cahaya keseluruhan dengan sanagat kecil pada nol amplitudw



Cahaya yang dari kristal terdapat point pmembuat polarisasi oleh kristal azimut yang paralel oleh cahaya. Kristal dapat dipelajari olh vektor dalam interferensi cahaya



Bayangan dari azimut dapat di indikasi oleh arah 10-7 dan 10-8 oleh arah 10-7 dalam vektor diagram dimana lokasinya dari difrensisasi ( pembiasan cahaya ) pada Pgamma,p dibuat mwnjadi Sebuah nomor. Didalam sudut gelapan pada ( P/2 ),gamma,p dimulai pada transmisi oleh cahaya yang maksimum amplitude oleh analiss pada sudut 45 dari vibrasi polar dan transmisi cahaya ampilutude yang azximut

Untuk kristal potonbgan garis optik oleh cahaya monochormatic, dimulai di atas noskop gambar optik agar konsisten dan merupakan alternatif gelapan dari sudut 45
Skarang segalah arah 10-9 merupakan prinsip bayanagan section dari kristal yang datar D, dipotung oleh garis optik. Sectuion membuat piolarisassi PP” dan OW pada normal garis optik.mengikuti cahaya OW merupakan prinsip section dari kristal

Hakikat Disiplin dan Disiplin Kelas

BAB VIII
DISIPLIN KELAS

Aturan atau tata tertib banyak sekali ragamnya misalnya agama, hukum adat, hukum pemerintah, tata tertib sekolah, peratuaran kampung, dan tertib di jalan raya. Orang yang bermental baik, pasti mempunyai rasa takut bila dirinya melanggar aturan. Orang yang demikian merelakan dirinya untuk tidak melanggar aturan dan norma yang berlaku. Terpeliharanya disiplin tidak lepas dari terpenuhinya kepentingan atau kebutuhan para pihak. Peserta didik memiliki banyak kepentingan, guru memiliki banyak kepentingan, demikian juga sekolah. Permasalahannya adalah bagaimana kepentinngan-kepentingan dari masing-masing pihak dapat terpenuhi dan dapat diselaraskan agar tidak terjadi bentrokan.
A.Hakikat Disiplin dan Disiplin Kelas
1. Hakikat Disiplin
Dari segi etimologi kata “disiplin” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “disicplus” yang mengandung makna pengikut atau penganut. Baerdasakan makna dari segi etimologi ini, disiplin diartikan sebagai suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk dalam persturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1998) disiplin berarti tata tertib (di sekolah, kemiliteran, dsb) dan ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan, tata tertib, dsb.
Kata”discipline” berasal dari bahasa latin menunjuk kepada belajar dan mengajar. Kata ini berasosiasi sangat dekat dengan isitilah”disciple” yang mengikuti orang belajar dibawa pengawasan seorang pimpinan. Di dalam pembicaraan disiplin dikenal istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi terbentuknya satu sama lain merupakan urutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban.
Ketertiban adalah kepatuhan seorang dalam mengikuti peraturan tata tertib karena didorong atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari luar, sedangkan disiplin adalah kepatuhan ssesorang dalam mengikuti tata tertib karena didorong oleh adanya kata hatinya. Pada hakikatnnya disiplin itu merupakan terjelmanya aktivitas yang mampu mengatur diri kepada terciptanya pribadi dan potensi diri berdasar pengalaman-pengalamannya sendiri . Pemeliharaan disiplin dewasa ini pada dasarnya adalah bagaimana membantu anak dalam mengembangkan disiplin dan menerima pusat pengendalian disiplin.
Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk atuaran. Disiplin merupakan sikap mental. Disiplin pada hakikatnya adalah pernyataan sikap mental dari individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadar untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan. Sikap disiplin yang dilakukan seseorang sebenarnya adalah suatu tindkan untuk memenuhi tuntutan nilai tertentu.

2. Hakikat Disiplin Kelas
Disiplin kelas adalah keadaan tertib dalam suatu kelas yang di dalamnya tergabung guru dan siswa taat kepada tata tertib yang telah ditetapkan. Disiplin kelas juga merupakan bagian yang penting dalam dinamika kelas. Disiplin kelas diartikan sebagai usaha mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang telah disetujui bersama dalam melaksanakan kegiatan kelas, agar pemberian hukuman pada seseorang atau sekelompok orang dapat dihindari. Disiplin kelas dapat diartikan juga sebagai suasana tertib dan terpaut akan tetepi penuh dinamika dalam melaksanakan program kelas terutama dalam mewujudakan proses belajar mengajar
Disiplin kelas menurut para ahli, yaitu:
a. Menurut Palardi, J.M.(1972)
Disiplin kelas menunjuk kepada semua upaya yang dilakukan oleh guru untuk:
• Mencegah semua problem tingkah laku
• Menanggulangi semua problem tingkah laku yang sedang terjadi
• Mencegah terulangnya problem tingkah laku yang pernah terjadi sebelumnya

b. Menurut Cairns (1976)
Ada empat orientasi pengertian disiplin yang umum atau lazim dikemukakan oleh para ahli yaitu:
• Disiplin sebagai kadar dari perintah atau aturan
• Disiplin menguraikan tentang teknik yang digunakan oleh guru dalam mengelolah kelasnya
• Disiplin diidentifikasikan atau disamakan dengan hukuman
• Disilin berpusat pasa upaya atau kegiatan untuk menyumbangkan kemampuam mengontrol diri(self control)

Pada hakikatnya disiplin kelas merupakan hal esesnsial terhadap terciptanya perilaku tidak menyimpang dari ketertiban kelas. Dalam kaitannya disiplin kelas, maka tindak-tanduk yang dihar5apkan adalah tindak-tanduk yang mencerminkan kepatuhan dari berbagai nilai yang disepakati oleh semua, baik siswa, guru, dan karyawannya yang tertuang dalam tata tertib sekolah/kelas. Di mana dalam hal ini guru serta siswa yang ada dalam suatu kelas mengontrol suasana dalam kelas dan memanipulasi kelas tersebut berdasar variasi respon para siswa.

3.Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kelas

Disiplin muncul dari kebutuhan untuk mengadakan keseimbangan antara apa yang ingin dilakukan oleh individu dengan individu yang lain. Keseimbangan tersebut dipenuhi sampai batas-batas tertentu. Pemenuhan keseimbangan itu diusahakan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki nya tanpa melanggar hak-hak orang lain.

Disamping itu disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang ditujukan untuk membantu peserta didik, mereka dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan. Disiplin juga penting sebagai cara dalam menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditunjukkan peserta didik terhadap lingkungannya. Dan kebutuhan para siswa adalah faktor yang relevan dalam menentukan banyak sistem disiplin kelas atau sekolah.

Keberadaan guru di kelas tidak hanya bertugas menyampaikan kurikulum atau materi yang direncanakan kepada para siswa, tetapi kondisi personal disiplin para guru itu sendiri di kelas perlu ditampilkan. Materi dan disiplin harus dikaitkan kepada pemahaman umum dari apa yang diharapkan para siswa.program yang cukup efektif dalam memberi pemahaman disiplin misalnya, dapat dilaksanakan dengan cara melibatkan para siswa untuk terlibat dalam kegiatan program kelas. Faktor disiplin lain dapat berkembang pada sejumlah guru di tingkat SD dan Menengah yang mengajar secara tim. Karena para siswa diajar oleh masing-masing guru dalam kelompok tim, maka komponen penting dari disiplin harus dirumuskan. Jika tidak akan terjadi ketidak konsistenan antar siswa satu dengan siswa yang lain dalam menangkap materi.

Dalam kaitan ini perlu diingat bahwa :
• Disiplin dipertimbangnkan sebagai kecenderungan dari para peserta didik menyetujui harapan para guru
• Disiplin merupakan alat bantu menumbuhkan gagasan mutakhir dan seleksi praktik-praktik baru
• Pelayanan yang layak cenderung menumbuhkan kualitas disisplin


B. Strategi Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas
1.Pandangan terhadap penanaman dan penanganan disiplin kelas
a.Pandangan lama,yaitu mengemukakan bahwa disiplin sebagai bentuk kepatuhan yang disebabkan karena adanya pengawasan dan otoritas dari pihak luar (dalam hal ini guru). Menurut pandangan lama bahwa disiplin merupakan usaha untuk mengatur dan mengontrol kelakuan anak untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian disiplin diatur oleh kekuatan dari luar diri anak yaitu pihak guru dengan menggunakan berbagai macam usaha dan tindakan. Konsekuensi dari pandangan ini ialah bahwa untuk tegeknya disiplin perlu menggunakan paksaan dengan tangan besi.
b.Pandangan baru atau modern,mengemukakan bahwa disiplin bukanlah kepatuhan lahiriah,bukanlah paksaan,dan bukanlah ketaatan kepada otoritas untuk melaksanakan suatu perintah. Konsep ini bertujuan untuk mengarahkan anak didik agar secara bertahap anak dapat mengatur diri sendiri sehingga ia berkembang menjadi manusia yang lebih matang untuk menentukan mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk dilakukannya. Dalam arti bahwa anak bertingkah laku baik atau berdisiplin bukan karena keinsyafan dari dalam akan tetapi menghayati bahwa ia seharusnya berperilaku seperti itu.
2.Strategi Penanaman terhadap Disiplin kelas
Dalam menangani ganguan disiplin adalah hal yang kompleks. Puncaknya menumbuhkan kesadaran diri bahwa guru harus merencanakan model pendekatan sendiri yang cocok dengan tampilan diri dan pembelajarannya. Di kelas guru harus banyak bertukar pikiran dan menanyakan kepada para siswa tentang hidup dan belajar sukses. Hal-hal tersebut dapat dilihat seperti yang dikemukakan oleh McNeil dan Wiles (1990) sebagai berikut:
• Menunjukkan perilaku siswa yang diharapkan di masa depan
• Mendengarkan,ketika para siswa menceritakan tentang kepedulian mereka
• Mengetahui sedapat mungkin dan seawal mungkin nama-nama para siswa
• Menghindari kata-kata sindiran,berlakulah positif
• Tersenyum,bersahabat,dan menjalin hubungan harmonis penuh respek
• Mengetahui karakter (sifat,watak) dan latar belakang para siswa
• Bila mungkin,abaikan pelanggaran-pelanggaran kecil
• Mencoba menghindari bentuk-bentuk hukuman secara kelompok
• Menciptakan disiplin kelas sebagai tujuan utama

Di samping itu,terdapat beberapa teknik yang dapat membantu penanaman disiplin kelas sebagai berikut:
• Tepat waktu dan mulailah pelajaran sesegera mungkin
• Siapkan rencana pelajaran dan informasikan kepada para siswa kapan,dan dimana aktifitas itu dikerjakan
• Lakukan sesuatu dengan aturan dan pelaksanaan yang sama dan konsisten tidak mengancam dan menantang para siswa
• Hindari adanya siswa favorit dalam kelas
• Menjalin hubungan kerja sama dengan orang tua

3.Strategi Penanganan Disiplin Kelas
Penanganan disiplin kelas perlu dilaksanakan secara penuh kehati-hatian dan demokratis. Cara-cara penanganan dilaksanakan secara bertahap dengan tetap memperhatikan jenis ganguan yang ada dan siapa pelakunya,apakah dilakukan secara kelompok atau individu. Langkah tersebut mulai dari tahapan pencegahan sampai cara tahapan penyembuhan,dengan tetap bertumpuh pada penekanan substansinya bukan pada pribadi peserta didik.

1.Pencegahan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah penciptaan suasana kelas,ketepatan perencanaan,dan intruksional. Pemberian catatan yang bersifat memberi dorongan pada pekerjaaan peserta didik sangatlah membantu.
2.Pemeliharaan
Pemeliharaan perilaku pada umumnya harus sejalan dengan pedoman yang telah ditetapkan agar peserta didik dapat menjalankan tugas-tugasnya. Pedoman itu harus memenuhi kepatuhan,kebermaknaa,dan kepraktisan ke arah belajar aktif.
3.Campur tangan (intervensi)
Dalam fase campur tangan ini hendaknya dicari teknik yang efektif dan dilakukan secara hemat dan penuh pertimbangan. Campur tangan lebih dilakukan pada gejala utamanya dari pada kepada perilaku menyimpangnya.
4.Pengaturan
Tujuan pengaturan perilaku adalah mengurangi kesalahan pelaksanaan pengembangan kecakapan peserta didik. Fase ini merupakan fase penting dalam pencapaian tujuan dari pada peserta didik. Guru dapat membantu peserta didik menyadari bahwa perilaku memiliki konsekuensi dengan kehidupan mereka.
Terdapat beberapa petunjuk umum cara penanggulangan disiplin seperti dikemukakan oleh Hollins Wortsh dan Hoower(1991):
1. Gangguan percakapan
Percakapan antar peserta didik yang mengancam disiplin perlu segera ditanggulangi. Guru dapat segera menghampiri mereka dan memotivasi mereka agar kembali mengerjakan tugas-tugasnya. Atau guru dapat bertanya, atau meminta siswa mengajukan pertanyaan atau menyuruh menyelesaikan tugas secara khusus kepada peserta didik yang bercakap tadi.
2. Gangguan melempar cakaran
Gangguan melempar catatan muncul akibat adanya kebosanan tau ketidaktepatan kegiatan beljkar mengajar. Mengambil langkah hati-hati dalam situasi ini sangat penting. Idak tepat bila guru membaca keras-keras catatan itu. Secara persuasif dinyatakan bahwa perbuatan aka merugikan diri siswa sendiri, selain akan mengganggu ketertiban kelas.
3. Gangguan kebebasan yang berlebihan di antara siswa
Bebas adalah naluri manusia, tatapi kebebasan yang berlebihan perlu dicegah jangan sampai berkembang merusak disiplin kelas.berdialog antar guru dan peserta didik tentang hak dan kewajiban peserta didik perlu dilaksanakan.katakan kepada para siswa bahwa di samping ada hak ada kewajiban yaitu kewajiban untuk tidak mengganggu orang lain.
4. Gangguan permusuhan di antara peserta didik atau kelompok
Bicaralah dengan masing-masing pihak secara individual atau kelompok. Berusaha mencari penyebab permusuhan ini dan cobalah adakan perubahan-perubahan baru. Katakan bahwa permusuhan adalah perbuatan tidak baik, permusuhan mengakibatkan hilanngnya teman bergaul.
5. Gangguan menyontek
Menyontek terjadi akibat dari ketidaksiapan peserta didik atau materi yang melebihi batas. Berilah motivasi dan kesempatan yang bijak dan tugas yang sesuai dengan kemampuan peserta didik. Katakan kepada mereka bahwa menyontek akibat dari tidak belajar.menyontek, selain konsentrasi buyar juga tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Oleh karena itu belajarlah dengan rajin dan tekun.

6. Gangguan pengaduan
Disiplin kelas kadang-kadang terganggu oleh adanya pengaduan di samping adanya dari peserta didik. Guru harus dapat membedakan pengaduan dan laporan tentang sesuatu. Namun guru perlu berlaku bijakasana dan konsisten dalam menjelaskan kedua hal tersebut.
7. Gangguan tabiat marah
Guru segera menghampiri atau memindahkan peserta didik yang bertabiat marah dan menjauhkan peserta didik lain.guru kemudian mencari sebab dan membantu menyelesaikan persoalannya.
8. Gangguan penolakan permohonan guru
Berdialog secara terus menerus dan mencari alternatif lain dalah salah satu cara yang dapat ditempuh oleh guru terhadap gangguan ini. Pwwwwermohonan yang rasional untuk seorang siswa belum tentu sesuai denga siswa lain. Penciptaan suasana sejuk dan objektif akan menghilangkan gangguan semacam ini.
9. Gangguan perpindahan situasi
Perpindahan situasi merupakan jenis lain dari gangguan disiplin kelas(ganti pelajaran pindah kelas,perubahan jadwal). Oleh karena itu perpindahan situasi harus diiringi oleh kesiapan akan alternatif dan inisiatif lain, serta pengawasan.

proses terjadinya tumbukan antar empeng

Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan antara lempeng itu maka terbentuk daerah penunjaman memanjang di sebelah Barat Pulau Sumatera, sebelah Selatan Pulau Jawa hingga ke Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara, sebelah Utara Kepulauan Maluku, dan sebelah Utara Papua.
Konsekuensi dari tumbukan itu maka terbentuk palung samudera, lipatan, punggungan, sebaran gunungapi, dan sebaran sumber gempa bumi. Dengan demikian Indonesia rawan terhadap bencana letusan gunung api dan gempa bumi. Tempat di beberapa pantai, dengan bentuk pantai sedang hingga curam, jika terjadi gempabumi dengan sumber berada di dasar laut atau samudera dapat menimbulkan gelombang Tsunami.

proses-terjadinya-tumbukan-antar-lempeng1
Selain dampak diatas, konsekuensi lain dari tumbukan antar lempeng ialah menimbulkan patahan (sesar) di busur kepulauan. Proses terjadinya patahan dibusur kepulauan. Bidang sesar (fault plane) adalah sebuah bidang yang merupakan bidang kontak antara 2 blok tektonik. Pergeseran bidang sesar dapat berkisar dari antara beberapa meter sampai mencapai ratusan kilometer. Sesar merupakan jalur lemah, dan lebih banyak terjadi pada lapisan yang keras dan rapuh.

proses terjadinya tumbukan antar empeng

Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan antara lempeng itu maka terbentuk daerah penunjaman memanjang di sebelah Barat Pulau Sumatera, sebelah Selatan Pulau Jawa hingga ke Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara, sebelah Utara Kepulauan Maluku, dan sebelah Utara Papua.
Konsekuensi dari tumbukan itu maka terbentuk palung samudera, lipatan, punggungan, sebaran gunungapi, dan sebaran sumber gempa bumi. Dengan demikian Indonesia rawan terhadap bencana letusan gunung api dan gempa bumi. Tempat di beberapa pantai, dengan bentuk pantai sedang hingga curam, jika terjadi gempabumi dengan sumber berada di dasar laut atau samudera dapat menimbulkan gelombang Tsunami.

proses-terjadinya-tumbukan-antar-lempeng1
Selain dampak diatas, konsekuensi lain dari tumbukan antar lempeng ialah menimbulkan patahan (sesar) di busur kepulauan. Proses terjadinya patahan dibusur kepulauan. Bidang sesar (fault plane) adalah sebuah bidang yang merupakan bidang kontak antara 2 blok tektonik. Pergeseran bidang sesar dapat berkisar dari antara beberapa meter sampai mencapai ratusan kilometer. Sesar merupakan jalur lemah, dan lebih banyak terjadi pada lapisan yang keras dan rapuh.

Selasa, 17 Mei 2011

festival band di SMAN 19 MAKASSAR


setelah kelulusan murid kelas 3 tahun pelajaran 2011-2012

acara tersebut di ramaikan dengan di adakannya festival band


yang di ikuti oleh beberapa band luar selain sekolah sman 19 makassar.


bahkan sekolah luar biasa datang ke sekolah kami yaitu sekolah SMAN 19 MAKASSAR


untuk meramaikan acara tersebut. para hadirin di hiburkan dengan suara merdu dari


salah satu peserta dari sekolah luar biasa.



selain itu. bapak kepala sekolah SMAN 19 MAKASSAR pun hadir untuk memberi beberapa


kata dalam acara tersebut dan bergabung untuk mengikuti acaranya



para penonton pun sekaligus pendengan musik festival band turut senang dan bahagia

, setelah 3 tahun belajar dengan giatnya untuk menggapa cita-cita telah ada di depan

mata mereka.

kami, murid kelas 1 dan 2 berharap kepada kakak kelas tersebut,

agar dapat menggapa cita-citanya setinggi langit,

dan menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan negara, Semangat!....

Sabtu, 14 Mei 2011

dewo prawira alias betson


sekian banyaknya manusia yang bernama bagus dan keren,

tapi satu-satunya manusia yang bernama

lain yaitu betson (beta sondet) yang do beri nama

oleh nak NASA, yaitu fajar anzari, wahyudi aminuddin ,

chairul rizaldi , dan irwan budiansyah.

ternyata panggilan betson sudah di dapatkan oleh siswa tersebut sejak smp

yaitu di smpn 8 makassar, dan berlanjut di SMA

dgn sebutan BETSON

, silahkan saja lihat fotonya hehehehhe................



(bila ada yg merasa tersinggung tenang! ini hanya bercanda dan lelucon terhadap teman ku yang terbaik yg satu ini hehe)


komentar dari foto yang d atas yaitu:



#
Chairvl Rizaldi kyk bpk2 ,,gyanya
18 September 2010 jam 13:35 ·
#
Dewo Prawira gaya orang modern nie......bahkan pake mobil hummer h3 lagi kalau dijemput
18 September 2010 jam 17:58 ·
#
Chairvl Rizaldi Gaya payabo-yabo
18 September 2010 jam 22:59 ·
#
Dewo Prawira mana ada payabo di bandara.......yang ada juga selebriti
19 September 2010 jam 8:10 ·
#
Chairvl Rizaldi Ad ,itu yg diatas
19 September 2010 jam 10:50 ·
#
Yayang Permana kdonk... anaknya syapa itu ketinggalan, trus menangiski lg........... wkwkwkwkwkwk...
25 November 2010 jam 17:48

Sabtu, 07 Mei 2011

kerajaan romawi dan kebudayaannya!

Kerajaan Romawi (Latin: Regnum Romanum) adalah sebuah pemerintahan monarki di kota Roma dan wilayah kekuasaannya.[1] Tidak banyak yang diketahui mengenai sejarah Kerajaan Romawi karena tidak ada sumber tertulis yang berasal dari zaman tersebut. Kebanyakan sumber ditulis selama masa Republik dan Kekaisaran berdasarkan pada legenda. Sejarah Kerajaan Romawi bermula sejak pendirian kota tersebut, sekitar tahun 753 SM dan berakhir setelah penggulingan kekuasaan para raja dan pendirian Republik pada tahun 509 SM.[2]
Gambar: Wilayah Kerajaan Romawi

Gambar: maximus , pemimpin” romawi





Suasana pertarungan saat kerajaan romawi


Kesimpulan Laporan Penelitian Lokasi Kelahiran Kaisar Romawi Titus Flavius Vespasianus yang membangun Colosseum Ditemukan di Italia

Bagaimana mutiara dihasilkan?

Walaupun masih ada usaha pencarian mutiara dari alam, namun kebanyakan mutiara yang berada di pasaran saat ini adalah hasil rekayasa manusia. Rekayasa ini ditemukan oleh orang Jepang, Mikimoto di awal abad yang lalu. Mengingat begitu potensialnya mutiara sehingga Jepang tetap menjaga rahasia ini sampai akhir tahun 80-an. Sehingga tidak heran bila Jepang mengembangkan usahanya di negara-negara lain di kawasan pasifik dan lautan Hindia seperti Indonesia dengan tetap menggunakan teknisinya. Walaupun demikian, Indonesia sebagai areal potensial budidaya bagi hampir semua jenis kerang mutiara telah menjadi salah satu negara penghasil mutiara utama dunia bersama Jepang, China dan Australia.

Bentuk rekayasa ini dikenal dengan istilah grafting atau seeding atau juga implantation, yaitu dengan menyisipkan inti (nucleus) bersama selembar organ mantel (irisan daging kerang mutiara lain yang dikenal dengan nama ‘saibo’) ke dalam kerang mutiara. Organ mantel ini diambil oleh individu kerang mutiara yang lain dan berperan sebagai donor. Berdasarkan penelitian, pemilihan donor yang baik akan menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan terutama dari segi warna, bentuk dan kilau mutiara. Inti dan irisan mantel ini ditempatkan di dalam gonad kerang setelah sebelumnya dibuat irisan kecil pada dinding gonad. Irisan daging mantel akan membentuk kantung mutiara (pearl sac) dan nantinya akan memproduksi nacre. Proses ini dikenal sebagai biomineralisasi, sama halnya dengan proses pembentukan tulang pada manusia dan hewan bertulang belakang lainnya. Nacre adalah bagian permukaan yang berkilau dari mutiara atau juga dinding bagian yang berkilau dalam kerang. Pada bagian dalam kerang, nacre diistilahkan sebagai Mother of Pearl (ibu dari mutiara) sedangkan nacre yang melekat di inti disebut mutiara. Kualitas nacre yang dihasilkan menjadi penentu kualitas mutiara secara keseluruhan.

Proses penyisipan merupakan bagian kecil dari rangkaian proses budidaya yang panjang sejak penentuan lokasi budidaya sampai pada penanganan pasca panen. Prinsip proses penyisipan ini didasarkan atas bagaimana terbentuknya mutiara secara alami dimana kerang akan membungkus irritant yang tidak dapat dihindari dengan nacre. Prinsip kerja ini sama bila kerang mengalami kerusakan cangkang, mereka akan segera menutup lubangnya dengan nacre sehingga mencegah tubuh lunaknya terekspos. Namun sejauh ini belum ada bukti bahwa mutiara alami terbentuk karena masuknya butir pasir ke dalam tubuh kerang. Asumsi kuat yang menunjang terbentuknya lapisan nacre ini adalah adanya virus seperti yang ditemukan pada beberapa jenis kerang mutiara yang dibudidayakan.

Proses pembuatan mutiara

Secara alami
Di alam, mutiara terbentuk akibat adanya irritant yang masuk ke dalam mantel kerang mutiara. Fenomena adanya irritant ini sering juga ditafsirkan dengan masuknya pasir atau benda padat ke dalam mantel kemudian benda ini pada akan terbungkus nacre sehingga jadilah mutiara. Secara teoritis, Elisabeth Strack (secara mendalam terdapat dalam buku Pearls tahun 2006) mendeskripsikan terbentuknya mutiara alami terbagi atas dua bagian besar, terbentuk akibat irritant dan masuknya partikel padat dalam mantel moluska. Pada prinsipnya, mutiara terbentuk karena adanya bagian epithelium mantel yang masuk ke dalam rongga mantel tersebut. Bagian epithelium mantel ini bertugas mengeluarkan/mendeposisikan nacre pada bagian dalam cangkang kerang disamping membentuk keseluruhan cangkang. Teory irritant mengungkapkan bahwa pada suatu saat bagian ujung mantel sang kerang dimakan oleh ikan, hal ini dimungkinkan karena kerang akan membuka cangkang dan menjulurkan bagian mantelnya untuk menyerap makanan. Saat mantelnya putus, bagian remah eptiheliumpun masuk ke dalam rongga mantel. Teory irritant juga mengungkapkan bahwa bisa saja mutiara terbentuk akibat masuknya cacing yang biasanya menempati moluska pada masa perkembangannya kemudian berpindah ke organisme lain. Cacing ini merusak dan memasuki rongga mantel. Cacing ini tanpa sengaja membawa bagian epithelium yang ada di permukaan mantel bersamanya. Bila cacing mati dalam rongga mantel, maka cacing ini akan dibungkus oleh epithelium, membentuk kantung mutiara dan akhirnya terbentuklah mutiara. Kalaupun cacing itu bisa melepaskan diri, maka epithelium yang tinggal dalam rongga mantellah yang akan membentuk mutiara setelah sebelumnya membentuk kantung mutiara. Sementara teori yang kedua adalah masuknya partikel padat ke dalam rongga mantel. Partikel padat bisa saja terperangkap di dalam tubuh kerang akibat dorongan air. Saat kerang ini tak bisa mengeluarkannya, partikel inipun bisa saja masuk ke rongga mantel. Saat dia masuk, epithelium juga ikut bersamanya. Epithelium ini akhirnya membungkus partikel padat sehingga terbentuklah kantung mutiara. Kantung mutiara ini akhirnya akan mendeposisikan nacre ke partikel padat tersebut. Namun demikian sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang mendukung teori masuknya pasir ke dalam mantel kerang mutiara walaupun teori ini dipahami sejak lama. Dari beberapa mutiara alami yang dibedah, menunjukkan bahwa bagian inti mutiaranya bukanlah partikel padat.

Mutiara hasil budidaya

Sebelum kegiatan operasi, kerang mutiara jauh hari sebelumnya sudah mengalami proses yang disebut weakening (membuat kerang mutiara menjadi lemah). Proses ini biasanya dari 2 minggu sampai sebulan tergantung jenis dari kerang mutiara. Proses ini dimaksudkan supaya kerang mutiara akan akan mengalami stress dan memasuki fase reproduksi dengan cepat sehingga apabila operasi dilaksanakan gonadnya sudah kosong. Bila gonad dalam keadaan penuh maka kegiatan operasi akan menyulitkan dan bahkan banyak mengalami kegagalan. Proses weakening ini bisa dengan menutup kerang mutiara dengan sarung yang berpori sangat kecil sehingga partikel makanan tersaring atau bahkan kerang mutiaranya ditumpuk bersama kemudian dibungkus dengan sarung berpori kecil. Dalam kondisi ini, kerang mutiara masih bisa bertahan hidup walau makanan dalam partikel yang lebih besar sudah tak ada lagi. Setelah proses ini, kerang mutiara diangkat ke darat (bila operasi dilaksanakan di darat) dan mengalami proses weakening lanjutan di dalam tanki. Mereka ditumpuk bersama sehingga mereka makin lemah akibat konsumsi makanan dan oksigen yang rendah. Bila operasi dilakukan tanpa proses ini, kerang mutiara masih sangat kuat untuk menendang keluar nucleus yang dimasukkan ke dalam gonadnya. Bahkan untuk jenis kerang terbesar P. Maxima, otot mereka sangat kuat bila tak melewati proses weakening sehingga cangkangnya sangat susah dibuka. Pada saat-saat tertentu air dikeluarkan dari tanki sehingga memaksa kerang untuk membuka cangkangnya. Saat kerang membuka cangkang peg (pengganjal) disisipkan diantara kedua cangkang kemudian kerang siap dioperasi. Pada saat tanpa air, kerang akan membuka cangkang sementara mantelnya akan tertarik ke dalam. Hal ini memudahkan kegiatan pegging karena saat ditutupi air kerang akan membuka cangkang namun bagian tepinya akan tertutup mantel, akibatnya apabila dilakukan pengganjalan maka peg akan melukai mantel kerang.

Mutiara hasil budidaya menggunakan prinsip terbentuknya mutiara alami dengan sebuah nucleus sebagai dasar terbentuknya mutiara. Seorang teknisi terlatih akan menyiapkan inti mutiara yang biasanya bulat dan berasal dari cangkang kerang lain dan potongan mantel atau disebut juga saibo yang diambil dari kerang mutiara lain. Pemilihan donor ini mempertimbangkan warna dan kualitas nacre Mother of Pearl-nya (yang terdapat pada bagian sisi dalam cangkang kerang). Awalnya sang teknisi akan membunuh kerang donor dengan hati-hati agar supaya tak menyentuh mantelnya. Bila mantelnya tersentuh, maka mantel akan berkeriput akibat reaksi dari si kerang. Membunuh kerang donor dilakukan dengan menyisipkan pisau di antara dua cangkang dan memotong otot aduktor dari kerang donor. Saat terbelah, kerang didiamkan sampai benar-benar mati sehingga saat bagian mantelnya disentuh dia tak bereaksi lagi. Selanjutnya dipotonglah bagian mantel yang menempel pada kedua cangkang dan mantel tersebutpun dipotong lagi kecil-kecil (kira-kira 3 x 3 mm). Bagian mantel yang dipersiapkan untuk penyisipan disebut saibo, sehingga kerang donor disebut juga kerang saibo. Saat operasi penyisipan, kerang penerima sudah dipegging (ditempatkan pasak antara kedua cangkang). Kerang penerima ini ditempatkan sedemikian rupa agar mudah dioperasi. Shell opener bertugas untuk membuka cangkang lebar-lebar, kemudian teknisi akan mengiris tipis bagian antara gonad dan kaki dari kerang sebagai tempat masuknya inti dan saibo. Ukuran Intipun dipilih sesuai dengan ukuran gonad. Setelah itu intipun dimasukkan se dalam-dalamnya ke dalam gonad kemudian disusul dengan satu lembar saibo. Lembar saibo ini ditempatkan sedemikian rupa agar melekat di inti dengan bagian ectoderm (yang berisi epithelium penghasil nacre) menghadap inti. Karena bila terbalik maka kemungkinan terbentuk mutiara bulat sangat kecil. Setelah itu kerangpun ditempatkan ke keranjang atau panel dan akhirnya dikembalikan ke laut. Teknik operasi dan pasca operasi bervariasi setiap perusahaan mutiara. Pada prinsipnya, dengan menerapkan teknik-teknik tertentu, kerang mutiara tak akan ”menendang” keluar inti yang disisip dan akhirnya bisa menghasilkan mutiara bulat yang berkualitas baik. Proses pemilihan kerang untuk penerima/penghasil mutiara juga mempertimbangkan umur kerang dan masa reproduksinya. Bila kerang dalam masa reproduksi maka gonadnya akan penuh, sehingga dianggap tak cocok untuk disisipkan inti. Kemampuan teknisi akan menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan nanti.

Balap-balap motor di jalanan

Di makassar, tepatnya di jl. Raya perumnas antang sering di pakai sebagai tempat untuk balapan, hal itu merupakan kebiasaan yg buruk yg sering dilakukan, apalagi saat semua orang tidur, yg balapan masih ada sampai jam 3 malam.

Curhatku

Tadi malam susahnya tidur gara-gara nyamuknya menggila, mungkin sampai jam 3 bangun terus...

Rabu, 04 Mei 2011

TAKDIR HISTORIS BAGI DOKTRIN KARL MARX Oleh Vladimir Lenin, 1913

TAKDIR HISTORIS BAGI DOKTRIN KARL MARX
Oleh Vladimir Lenin, 1913

Diterbitkan dalam Pravda No. 50, 1 Maret 1913

Keutamaan doktrin Marx adalah ia memunculkan peran historis kaum proletariat sebagai pembangun masyarakat sosialis. Sudahkah jalannya kejadian-kejadian di seluruh dunia memperkuat doktrin ini sejak ia diuraikan oleh Karl Marx?
Marx pertama kali mengajukannya di tahun 1844. Manifesto Komunis Marx dan Engels, terbit tahun 1848, memberikan sebuah penjelasan terperinci yang integral dan sistematis dari doktrin ini, sebuah penjelasan yang bertahan sebagai yang terbaik hingga hari ini. Sejak itu secara jelas sejarah dunia terbagi menjadi tiga periode utama: (1) dari revolusi 1848 sampai Komune Paris (1871); (2) dari Komune Paris sampai revolusi Rusia (1905); (3) sejak revolusi Rusia.
Marilah kita melihat apa yang telah menjadi takdir dari doktrin Marx dalam masing-masing periode ini.

I.
Pada permulaan periode pertama, doktrin Marx sama sekali tidak mendominasi. Ia hanya satu dari banyak sekali kelompok atau trend sosialisme. Bentuk-bentuk sosialisme yang banyak mendominasi adalah dekat dengan Narodisme kita: ketidakpahaman terhadap basis materialis dari perkembangan sejarah, ketidakmampuan untuk membedakan peran dan pentingnya masing-masing kelas dalam masyarakat kapitalis, penyembunyian karakter borjuis dari reform-reform demokratik di balik bermacam-macam ungkapan sosialis-semu tentang "rakyat", "keadilan", "hak", dan sebagainya.
Revolusi 1848 telah memberikan pukulan yang mematikan pada segala bentuk sosialisme pra-Marxian yang riuh rendah, warna-warni, serta banyak lagak ini. Di semua negara, revolusi membuka kedok bagaimana kelas-kelas sosial yang beraneka ragam dalam tindakannya. Penembakan terhadap buruh-buruh oleh borjuasi republikan di Paris dalam Hari-hari Juni 1848 akhirnya menyingkapkan bahwa hanya kaum proletar yang berwatak sosialis. Kaum borjuis liberal merasa seratus kali lebih takut pada gerakan independen kelas ini daripada gerakan reaksioner macam apapun. Kaum liberal pengecut menyembah kepada golongan reaksioner. Kaum tani memuaskan diri dengan penghapusan sisa-sisa feodalisme, dan bergabung dengan para pendukung tatanan; mereka jarang sekali masih terombang-ambing antara demokrasi pekerja dan liberalisme borjuis. Semua doktrin mengenai sosialisme tanpa-kelas dan politik tanpa-kelas terbukti omong kosong semata.
Komune Paris (1871) melengkapi perkembangan perubahan borjuis ini; republik, yaitu bentuk organisasi politik yang di dalamnya hubungan-hubungan kelas muncul dalam bentuk yang paling tak tersembunyikan, konsolidasinya sepenuhnya berhutang pada heroisme kaum proletar.
Di semua negara Eropa lainnya, sebuah perkembangan yang lebih kacau dan kurang komplit menimbulkan akibat serupa – sebuah masyarakat borjuis yang telah mengambil bentuk definitif. Menjelang akhir periode pertama (1848-71) yang merupakan sebuah periode badai dan revolusi, sosialisme pra-Marxian mati. Partai-partai independen kaum proletar bermunculan: Internasional Pertama (1864-72) dan Partai Sosial-Demokratik Jerman.


II.
Periode kedua (1872-1904) dibedakan dari periode pertama oleh karakternya yang "damai", oleh tiadanya berbagai revolusi. Dunia Barat telah selesai dengan revolusi-revolusi borjuis. Dunia Timur belum muncul ke arah itu.
Dunia Barat memasuki fase persiapan "damai" bagi perubahan yang akan tiba. Partai-partai sosialis, yang secara mendasar proletar, dibentuk di mana-mana dan belajar menggunakan parlementerisme borjuis dan menggunakan terbitan harian mereka sendiri, institusi-institusi pendidikan mereka, serikat-serikat pekerja mereka, dan masyarakat-masyarakat kooperatif mereka. Doktrin Marx memperoleh sebuah kemenangan penuh dan mulai tersebar. Penyeleksian dan pengumpulan kekuatan-kekuatan kaum proletar, serta persiapannya untuk menghadapi pertempuran yang akan tiba mencapai kemajuan-kemajuan secara lambat tapi pasti.
Dialektika sejarah adalah sebagaimana bahwa kemenangan teoritis Marxisme memaksa musuh-musuhnya menyamarkan diri mereka sebagai kaum Marxis. Liberalisme, busuk di dalam, mencoba untuk membangkitkan kembali dirinya dalam bentuk oportunisme sosialis. Mereka menafsirkan periode penyiapan kekuatan-kekuatan untuk pertempuran-pertempuran besar sebagai penolakan terhadap pertempuran-pertempuran ini. Kemajuan kondisi-kondisi kaum budak untuk melawan perbudakan upah kerja mereka mengerti sebagai penjualan hak atas kemerdekaan oleh para budak demi uang dalam jumlah kecil. Dengan kecut hati mereka mengajarkan "perdamaian sosial" (yaitu perdamaian dengan para pemilik budak), penolakan atas perjuangan kelas, dan lain sebagainya. Mereka memiliki amat banyak pengikut di tengah kaum sosialis yang menjadi anggota parlemen, beraneka pejabat dalam gerakan kelas pekerja, dan kaum cendekiawan yang "menaruh simpati".

III.
Namun kaum oportunis baru saja memberi ucapan selamat pada diri mereka sendiri atas "perdamaian sosial" dan atas tidak perlunya pergolakan-pergolakan sosial di bawah "demokrasi", ketika sebuah sumber baru dari pergolakan besar dunia terbuka di Asia. Revolusi Rusia diikuti oleh revolusi di Turki, Persia, dan Cina. Dalam era yang penuh badai dan "akibat-akibatnya" di Eropa inilah kita sekarang hidup. Bagaimana pun juga nasib Republik Cina besar dalam melawan berbagai macam hyena "beradab" yang sekarang tengah mengasah gigi geligi mereka, tak ada kekuatan di atas bumi dapat menempatkan kembali perbudakan yang lama di Asia ataupun memusnahkan demokrasi yang heroik dari massa di negara-negara Asiatik dan negara-negara semi-Asiatik.
Orang-orang tertentu, yang kurang memperhatikan kondisi-kondisi bagi persiapan dan perkembangan perjuangan massa, terperosok dalam keputusasaan dan anarkisme akibat penundaan panjang dalam perjuangan yang menentukan melawan kapitalisme di Eropa. Sekarang kita dapat melihat bagaimana gelap mata dan patah arangnya keputusasaan kaum anarkis ini.
Fakta bahwa Asia, dengan penduduk yang berjumlah 800 juta jiwa, telah terseret ke dalam perjuangan demi ideal-ideal yang sama dengan halnya ideal yang diimpikan oleh orang Eropa, harus menginspirasi kita dengan optimisme dan bukan keputusasaan.
Revolusi-revolusi di Asia telah memperlihatkan lagi kepada kita tentang lemah lunglainya dan betapa rendah budinya liberalisme, pentingnya independensi gerakan massa demokratik, dan demarkasi yang tegas antara kaum proletar dengan segala jenis borjuasi. Setelah pengalaman baik Eropa dan Asia, sembarang orang yang bicara mengenai politik-politik non-kelas dan sosialisme non-kelas, selayaknya tanpa basa basi diletakkan dalam sebuah kandang dan dipamerkan berdampingan dengan kanguru-kanguru Australia atau makhluk sejenis itu.
Setelah Asia bergerak, Eropa telah mulai bangkit pula, meskipun tidak dengan cara Asia. Zaman "damai" antara 1872-1904 telah berlalu dan tak akan pernah kembali. Tingginya biaya hidup dan tirani perusahaan-perusahaan konglomerat sedang menimbulkan penajaman yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam perjuangan ekonomi, yang telah membuat bergerak bahkan para buruh Inggris yang paling dikorup oleh liberalisme. Kita melihat sebuah krisis politik timbul bahkan di Jerman, negara Junker-borjuis yang paling "keras kepala". Persenjataan yang hingar-bingar dan kebijaksanaan imperialisme sedang menjelmakan Eropa modern menjadi sebuah "kedamaian sosial" yang lebih mirip sebuah tong mesiu. Bersamaan dengan pembusukan partai kaum borjuis, pematangan kaum proletar membuat kemajuan yang konstan dan terus menerus.
Sejak kemunculan Marxisme, tiap periode dari tiga periode besar sejarah dunia telah membawa konfirmasi baru serta kemenangan-kemenangan baru kepada Marxisme. Tetapi masih ada sebuah kemenangan lebih besar menantikan Marxisme, sebagai doktrin kaum proletar, dalam periode sejarah yang akan tiba.

Enam buah tanya jawab mengenai Globalisasi

1.Apakah Globalisasi ?
Globalisasi adalah perluasan hubungan ekonomi diantara negara–negara yang berbeda dalam membuat sebuah tatanan ekonomi dunia yang didalamnya terdapat ketergantungan satu sama lain di setiap bidang perekonomian nasionalnya. Tidak ada negara yang sanggup mencukupi kebutuhannya sendiri, mereka seluruhnya saling membutuhkan dalam bertukar hasil–hasil produksinya. Peningkatan dari sebuah integrasi ekonomi dunia tidak memerlukan sebuah alasan yang negatif didalamnya, hal ini menjadikan peletakan dasar bagi perencanaan ekonomi internasional dalam sebuah jalan yang harmonis sebagai sebuah kemungkinan yang besar. Di bawah sebuah sistem perekonomian yang berdasarkan keadilan sosial dan kepemilikan alat–alat produksi bersama (pabrik–pabrik, teknologi dan modal) integrasi ekonomi dunia akan meletakan langkah lebih maju bagi kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun integrasi ekonomi dunia tersebut berada dibawah sistem kapitalis yang berdasarkan pada kepemilikan produksi pribadi dan pencarian keuntungan yang setinggi–tingginya bagi setiap kapitalis orang–per–orang. Hal ini lah yang menjadikan perkembangan yang diharapkan menjadi tidak mungkin dan hanya membuat sebuah situasi dimana minoritas kecil menjadi sangat kaya raya sementara mayoritas penduduk di bumi memandang diri mereka hidup jauh dibawah standar.
2.Mengapa ada peningkatan kemiskinan dan ketidakmerataan?
Hari ini ada sekitar 6 milyar penduduk dunia dan hal tersebut memungkinan untuk penyediaan makanan bagi 10 milyar orang. Walaupun demikian, kelaparan, wabah kelaparan dan kesengsaraan terus meningkat ( 800 juta orang penduduk dunia menderita kekurangan gizi dan 2,4 milyar orang hidup dibawah garis kemiskinan). Kombinasi dari kekayaan tiga petinggi CEO Microsoft jauh lebih besar dari jumlah uang yang dibelanjakan pemerintahan Amerika Serikat dalam program anti kemiskinan. Pertukaran barang–barang produksi diantara perekonomian–perekonomian yang berbeda tidak diletakan melalui sebuah jalan yang sewajarnya dan hanya menempatkan sejumlah kecil kekuatan perusahaan– perusahaan multinasional yang menguasai kekayaan yang begitu besar (40 % dari Gross Domestic Product dunia dan 70 % perdagangan) dan memaksakan kepentingannya kepada dunia.
Pembagian ekonomi dunia diantara negara–negara yang berbeda tidak memberikan manfaat secara bersamaan bagi keseluruhan negara–negara tersebut namun akan mempersalahkan negara–negara yang masih terbelakang untuk melimpahkan bahan mentah yang murah (seperti minyak, mineral–mineral dan hasil–hasil pertanian) dan buruh–buruh murah bagi negara–negara maju . Proses ini hanyalah akan meningkatkan ketidakmerataan sebagai ganti dari penurunan penyediaan sumberdaya tadi. Negara–negara miskin dipaksa untuk melakukan pertukaran hasil–hasil produksinya dengan investasi buruh yang mereka miliki (sebagai hasil dari keterbelakangan teknologi yang mereka miliki) dengan barang– barang yang masuk dari negara–negara maju, yang harganya lebih mahal dan lebih mudah diproduksi (bila ditempatkan dalam perhitungan kualitas dan kuantitas alat–alat produksi). Hal ini memberikan gambaran yang sangat jelas siapa yang akan dirugikan dalam proses ini. Selanjutnya perekonomian dunia akan dikuasai oleh kekuatan negara– negara barat dan kalangan multinasional, dan pada akhirnya mereka mampu menetapkan harga–harga, regulasi perdagangan dan kebijaksanaan–kebijaksanan yang sesuai dengan kepentingan mereka kepada masyarakat dunia. Umpamanya, di tahun 1960 Tanzania membutuhkan 200 karung kopi untuk membayar sebuah traktor bikinan Amerika dan sekarang, setelah 30 tahun kemudian, Tanzania memerlukan lebih dari 600 karung kopi untuk mendapatkan barang yang sama.
3.Mengapa keberadaan multinasional begitu kuat?
Pendominasian dunia oleh segelintir kekuatan multinasional mengalir secara alamiah dari adanya perkembangan kapitalisme yang berbasiskan pada upaya mencari keuntungan pribadi sebesar–besarnya. Agar mencapai keuntungan ini, kaum kapitalis terpaksa akan bersaing satu sama lain, bersaing dalam meningkatkan hasil–hasil produksi mereka, penjualan mereka, pembukaan pasar–pasar baru, melakukan eksploitasi lebih lanjut terhadap pasar yang sudah ada, dan memindahkan modal–modal mereka ke negara– negara baru yang mereka anggap memiliki nilai buruh yang lebih murah dan bahan baku yang murah, dan lain–lain.
Hasil dari terkonsentrasinya kekayaan pada sedikit dan sangat sedikit tangan : hanya segelintir perusahaan–perusahaan besar di negara–negara kapitalis terdepan yang mampu mempertahankan dominasinya keseluruh dunia. Kapanpun mereka tidak dapat menentukan syarat–syarat melalui alat–alat ekonomi sendirian, kalangan multinasional akan mempergunakan lembaga– lembaga politik dan militer negara–negara asal mereka (pejabat–pejabat pemerintahan, orang–orang parlemen, perangkat hukum dan tentara– tentara dari negara–negara kuat, seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang) supaya tujuan mereka tercapai.
Sering kali mereka mencoba menutup–nutupi kepentingan mereka tersebut dengan ikut melakukan campur tangan yang disamarkan dengan baju pembela “kepentingan kemanusiaan”. Yang pada beberapa tahun yang lalu mereka tunjukan dengan menghujani Yugoslavia, Irak, dan lainnya dengan suatu “pemboman demi kemanusiaan.” Hal tersebut mereka lakukan supaya mereka dapat mempergunakan lembaga–lembaga Internasional yang dibentuk dan dikuasai oleh kekuatan–kekuatan besar mereka sendiri (seperti IMF, Bank Dunia, NATO, PBB, dll.)
Globalisasi tidak lebih dari suatu tabir asap dari upaya penyamaran dari bentuk sebenarnya sistem kapitalisme. Penggambaran yang paling terbaik bagi kapitalisme sekarang, digolongkan atas eksploitasi dunia Internasional kelas pekerja dan masyarakat di seluruh dunia oleh segelintir negara–negara superpower dan perusahaan–perusahan multinasional, tidak lebih dari imperialisme.
4.Apakah mungkin melakukan perlawanan menentang IMF dan Bank Dunia tanpa memerangi kapitalisme ?
Konsekuensi lain dari ketidakseimbangan pertukaran yang mengakibatkan negara– negara miskin berada pada tingkatan penderitaan yang menyebabkan mereka ditekan untuk mengambil pinjaman dari kekuatan–kekuatan Barat atau dari lembaga–lembaga keuangan yang debentuk oleh negara–negara Barat tersebut (IMF, Bank Dunia, dll.), yang pada akhirnya hanya membawa negara–negara miskin tersebut kedalam kesempurnaan perbudakan kekuatan Barat. Karena melalui hutang–hutang mereka tersebut, mereka kemudian ditekan untuk menerima perencanaan– perencanaan perekonomian yang mereka buat dan menerima hubungan internasional yang ditekankan kepada mereka melalui lembaga–lembaga pemberi pinjaman. Bank Dunia, IMF dan WTO (Organisasi Perdagangan Dunia) keseluruhannya merupakan lembaga–lembaga kapitalis yang mencoba untuk memelihara stabilitas sistem kapitalisme. Kekuatan–kekuatan besar dan keuangan multinasional lembaga–lembaga ini ada justru karena lembaga–lembaga ini telah dikuasai mereka dan diwujudkan untuk memutuskan kebijaksanaan–kebijaksanaan mereka. Kenyataan ini secara mutlak menjadikan upaya melakukan reformasi dan demokratisasi lembaga–lembaga ini menjadi suatu hal yang tidak mungkin, karena jika lembaga– lembaga tersebut berhenti dipergunakan oleh kalangan multinasional, maka secara otomatis keuangan lembaga– lembaga tersebut akan dihentikan oleh kekuatan multinasional tersebut dan pada akhirnya kalangan multinasional akan membentuk suatu lembaga yang baru yang lain. Kekuatan dari multinasional terletak pada kepemilikan mereka atas alat– alat produksi (mesin–mesin, pabrik–pabrik, tanah dan modal). Sepanjang tidak dilakukan tindakan terhadap parasit ini, melalui pengambilalihan kekayaan mereka dan menyerahkannya kebawah beberapa kontrol yang demokratik, akan menjadi hal yang tidak mungkin untuk mengubah keadaan yang berlaku sekarang.
5. Apakah alasan–alasan bagi demontrasi–demontrasi yang merebak di Seattle, Prague, Nice, dan lain–lain?
Kebijaksanaan yang digariskan oleh IMF dan Bank Dunia kepada negara–negara tersebut agar mendapatkan “bantuan” keuangan tidak lain merupakan sebuah tak tik dari kapitalis di seluruh dunia dalam upaya peningkatan keuntungannya : biasanya ditekankan IMF dan Bank Dunia melalui “resep penyembuhan” kepada negara penerima bantuan (termasuk Indonesia, red.) melalui program–program pemotongan anggaran pendidikan dan kesehatan, adanya redundasi dan pemotongan upah, merendahkan tingkat beban pensiunan dan kepentingan lainnya yang harus ditanggung pemerintah, “mereformasi” hukum–hukum perburuhan, privatisasi perusahaan– perusahaan negara dan perusahaan–perusahaan yang melayani kepentingan publik. Dan lain–lain. Pada negara– negara miskin kebijaksanaan– kebijaksanaan dipakai dalam menentukan penetapan–penetapan bea bebas yang dikombinasikan dengan perampasan sumber daya alam negara tersebut oleh kalangan multinasional. Akibatnya, kesenjangan diantara si kaya dengan si miskin menjadi terus meningkat, demikian pula dengan adanya peningkatan tingkat kemiskinan dan kehancuran dari lingkugan di seluruh penjuru dunia. Suara protes yang dimulai di Seattle dan dan terus mengambil tempat di kota–kota di segala penjuru dunia, dimana terdapat pertemuan–pertemuan IMF, Bank Dunia, WTO dan lembaga keuangan internasional lainnya, merupakan sebuah refleksi dari kemarahan banyak kaum muda dan kaum pekerja.
6. Apakah ada suatu bentuk masyarakat lainnya yang memungkinkan diterapkan ? Dan apakah pilihan alternatif dari Serikat Pelajar– Mahasiswa?
Serikat Pelajar– Mahasiswa (Sindicato de Estudiantes / Students’ Union) selalu menerangkan bahwa di depan wajah kita terdapat suatu serangan dan eksploitasi dari kaum kapitalis pada suatu tingkatan internasional, untuk itu kita membutuhkan adanya suatu serangan balik melalui sebuah perjuangan internasional kaum pekerja dan kaum muda. Hal inilah yang mendasari mengapa selama tidak kurang dari 15 tahun dari keberadaan Serikat Pelajar– Mahasiswa kami, kami mempunyai dan mengorganiser kampanye–kampanye mengenai solidaritas internasional bekerjasama dengan organisasi–organisasiPelajar– Mahasiswa sayap kiri dari Palestina, Afrika Selatan, Meksiko, Rusia dan Indonesia dan kami secara terus menerus mempertahankan ide–ide tentang internasionalisme.
Aksi–aksi protes di kota–kota dimana diadakannya pertemuan–pertemuan IMF dan lembaga kapitalis lainnya merupakan sebuah gejala dari adanya penentangan internasional atas kebijaksanaan–kebijaksanaan yang diambil oleh kaum kapitalis dunia tersebut; namun jika kita menginginkan mengakhiri ketidakadilan ini, kita memerlukan adanya sebuah perjuangan internasional yang konstan dan kuat dengan adanya partisipasi dari gerakan– gerakan buruh yang akan membawa kearah revolusi transformasi bentuk kemasyarakatan.
Perjuangan tidak dapat dibatasi dengan hanya melakukan aksi–aksi protes melawan ataupun mengupayakan penghentian globalisasi atau lembaga– lembaga tersebut (seperti IMF, Bank Dunia, WTO, dan lain sebagainya). Tujuan utama kami yang harus dijalankan adalah mengambil alih dan mengakhiri bentuk–bentuk kapitalisme sebagai sebuah sistem, melalui nasionalisasi bank–bank dan perusahaan–perusahaan besar, pengambilaalihan kekayaan yang terpusat dikalangan multinasional, dan mempergunakannya untuk merencanakan perekonomian dunia, melalui sebuah jalan demokrasi dan dengan mengikutsertakan seluruh kalangan tertindas, karena upaya–upaya penyelesaian memerlukan banyak dan tidak sedikit keuntungan. Sebuah masyarakat sosialis yang murni (tidak seperti karikatur birokrasi yang gagal di Uni Soviet) adalah satu–satunya alternative. Ini tidak saja merupakan suatu kemungkinan, namun juga merupakan suatu kebutuhan.
Perubahan radikal ini hanya dapat dibawa melalui sebuah gerakan revolusioner dari kelas pekerja (golongan yang sangat besar dan sangat kuat dalam masyarakat yang memiliki kemampuan untuk menghentikan produksi dan melenjadikan kaum multinasional menjadi sangat lemah) yang memimpin seluruh golongan masyarakat lainnya, yang juga menderita akibat adanya penindasan oleh kaum kapitalis.
Serikat Pelajar–Mahasiswa - Students’ Union - Sindicato de Estudiantes
http://www.arrakis.es/~s.estudi
email : s,studi@arrakis.es
C/ Hermanos del Moral, no.33,
bajo A
28019 Madrid
Seputar Gerakan Anti Kapitalis
Lebih lima belas ribu orang turut ambil bagian dalam aksi mengepung area tempat berlangsungnya konferensi G8 di Genoa, Italia. Aksi yang menuntut pengurangan bahkan pembatalan hutang negaranegara dunia ketiga tersebut kemudian mendapat serangan dari pihak kepolisian setempat melalui tembakan air maupun gas-gas air mata. Tidak terkecuali Convergence Centre yang merupakan pusat informasi bagi masyarakat yang berkeinginan turut serta dalam aksi protes tersebut.
Seorang pemuda, aktivis anti kapitalis Italia tewas tertembak dalam aksi tersebut, inilah peristiwa tertembak matinya serang demonstran di Italy pertama kali sejak tahun 1977. Ketika itu, Fransesco Lo Russo terbunuh di Bologna, juga dikarenakan tembakan yang diarahkan ke kerumunan massa.
Gerakan anti kapitalisme ini bermula di Seattle, dan terus berlangsung menggiringi berlangsungnya pertemuanpertemuan maupun konferensi dari institusi-institusi kapitalisme dunia, seperti IMF, Bank Dunia, WTO, G8 dan lainlain. Apa yang terjadi di Genoa sekarang ini hanyalah sebuah ekspresi dari suatu pertentangan kelas yang telah terbangun selama bertahuntahun dan memuncak di saat sekarang ini. Dan melalui kesatuan jutaan kaum pekerja dan kaum muda, akan membuat sistem kapitalis akan hancur, setelah dengan terpaksa tidak mampu melakukan pembeharuan dan modifikasi atas sistemnya.
(AA)

TENTANG PRAKTEK Oleh : Mao Zedong

TENTANG PRAKTEK
Oleh : Mao Zedong

Pengantar
Dulu didalam Partai Komunis Tiongkok terdapat suatu golongan-golongan kaum doktriner yang untuk waktu yang lama, karena, mengabaikan pengalaman revolusi Tiongkok dan tidak mengakui kebenaran bahwa "Marxisme bukanlah dogma melankan suatu pedoman untuk beraksi". Menggertak sambal orang dengan kata-kata serta ucapan-ucapan dari karya-karya Marxis yang terlepas direnggutkan dari hubungannya. Juga terdapat segolongan kaum empirisis yang lama berpaku pada pengalaman sepotong2 mereka sendiri, tidak dapat memahami arti penting teori bagi praktek revolurioner dan juga tak dapat melihat situasi revolusioner~seluruhnya, dan dengan begitu bekerja secara membuta, meskipun dengan rajin. Revolusi Tiongkok dalam tabun 1931-1934 banyak dirugikan oleh ide-ide yang tidak tepat dari dua golongan kawan-kawan ini, terutama oleh golongan-golongan doktriner yang dengan memakai jubah Marxisme, menyesatkan banyak kawan-kawan. Karangan ini ditulis untuk membeberkan, dari pendirian teori Marxis tentang pengetuan, kesalalahan-kesalahan subyektif sedemikian itu di dalam Partai sebagai doktrinerisme dan empirisme, terutama doktrinerisme. Karena tekanannya diletakkan pada pembeberan subjekktivisme doktrinerer yang memperkecil praktek, maka karangan ini diberi judul "Tentang Praktek". Pandangan-pandangan ini mula-mula dikemukakan dalam sebuah kuliah dalam Kolege Militer dan Politik Anti-Jepang di Yenan.

Komisi Penerbit Pilihan Tulisan Mao Tje-tung dari CC Partai Komunis Tiongkok.
* * *

Materialisme pra-Marxis tidak dapat mengerti akan ketergantungan pengetahuan pada praktek sosial. yaitu, ketergantungan pengetahuan pada produksi dan perjuangan klas. sebab ia meninyau masalah pengetahuan terlepas dari sifat kemasyarakatan manusia, terlepas dari perkembangan sejarahnya.
Pertama2, seorang Marxis menganggap aktivitet produktif manusia sebagai aktivitet praktis yang paling fundamentil, sebagai yang menentukan semua aktivitet lainnya. Dalam pengetahuannya manusia, bergantung terutama pada aktivitet didalam produksi materiil, berangsur2 mengerti tentang gejala-gejala alam, tentang ,ciri alam, hukum-hukum alam dan hubungan-hubungan antara dia sendiri dengan alam; dan melalui aktivitet produktif dia juga berangsur2 memperoleh pengertian dalam tingkat yang berbeda2 tentang saling-hubungan tertentu manusia. Tidak ada pengetahuan sedemikian itu yang dapat diperoleh terlepas dari aktivitet produktif. Di dalam masyarakat yang tak berklas, setiap orang. sebagai anggota masyarakat, turut berusaha bersama2 dengan anggota2 lainnya, memasuki hubungan2 produksi tertentu dengan mereka, dan melakukan aktivitet produktif untuk memecahkan masalah kehidupan materiil. Sebaliknya, didalam berbagai macam masyarakat yang berklas, anggota2 masyarakat dari semua klas dengan lain2 cara juga memasuki hubungan2 produksi tertentu dan melakukan aktivitet produktif untuk memecahkan masalah kehidupan materiil. Inilah sumber primer dari mana berkembang pengetahuan manusia.
Praktek sosial manusia tidak terbatas pada aktivitet produktif saja; banyak bentuk2 aktivitet lainnya — perjuangan klas. kehidupan politik, aktivitet ilmiah dan kesenian; pendeknya, manusia dalam masyarakat turut serta dalam semua lapangan kehidupan praktek sosial.
Jadi dalam pengetahuannya manusia, disamping mengetahui hal-ikhwal melalui kehidupan materiil, mengetahui dalam tingkat-tingkat yang berbeda-beda berbagai macam saling-hubungan manusia melalui kehidupan politik dan kehidupan kebudayaan (yang ke-dua2nya rapat berhubungan dengan kehidupan materiil). Diantaranya, berbagai bentuk perjuangan klas melakukan pengaruh yang terutama mendalam atas perkernbangan pengetahuan manusia. Di dalam masyarakat yang berklas setiap orang hidup didalam kedudukan klas tententu dan setiap cara berfikir selalu bercapkan cap suatu klas.
Orang Marxis berpendapat bahwa aktivitet produktif di dalam masyarakat manusia berkembang selangkah demi selangkah dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi, dan oleh karenanya pengetahuan manusia baik tentang alam maupun tentang masyarakat, juga berkembang selangkah demi selangkah dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu, dari yang dangkal sampai pada yang dalam dan dari yang satu-segi sampai pada yang banyak-segi. Selama periode yang sangat lama di dalam sejarah, manusia terbatas pada pengertian yang satu-segi saja tentang sejarah masyarakat sebab, di satu pihak pandangan2 yang berprasangka dari klas2 penghisap senantiasa memutarbalikkan sejarah masyarakat dan, di pihak lain produksi secara kecil2an membatasi pandangan manusia. Baru sesudah munculnya proletariat modern bersama2 dengan tenaga2 produktif yang besar (industri besar2an) manusia dapat memperoleh pengertian yang luas menurut sejarah tentang perkembangan sejarah masyarakat dan mengubah pengetahuannya tentang masyarakat menyadi ilmu, ilmu Marxisme.
Orang Marxis berpendapat bahwa hanyalah praktek sosial manusia saja yang menyadi ukuran kebenaran dari pengetahuannya tentang dunia luar. Sebenarnya. pengetahuan manusia menyadi teruji hanya apabila dia, dalam proses praktek sosial (dalam proses produksi materiil, proses perjuangan klas dan percobaan ilmiah), mencapai hasil2 yang diharapkan. Jika manusia hendak mencapai sukses dalam pekerjaannya, yaitu, mencapai hasil2 yang diharapkan, maka dia harus menyesuaikan pikiran2nya dengan hukum-hukum dunia objektif sekelilingnya; jika pikiran2 itu tidak cocok, maka dia akan gagal dalam praktek. Jika dia gagal dia akan menarik pelajaran2 dari kegagalannya, mengubah ide-idenya, guna disesuaikan dengan hukum-hukum dunia objektif dan dengan begitu mengubah kegagalan menjadi sukses; inilah yanq dimaksudkan dengan "kegagalan adalah ibu sukses", dan dengan "jatuh kedalam lubang, suatu keuntungan dalam akal".
Teori materialisme dialektis tentang pengetahuan mengangkat praktek pada tempat pertama. berpendapat hahwa pengetahuan manusia sedikipun tidak dapat dipisahkan dari praktek, dan menolak semua teori yang tidak tepat yang tidak mengakui arti penting praktek atau yang memisahkan pengetahuan dari praktek. Demikianlah Lenin berkata. "Praktek adalah lebih tinggi daripada pengetahuan (teori) karena ia tidak hanya mempunyai nilai keumuman tapi juga nilai realitet yang langsung.[1]
Filsafat Marxis, yaitu materialisme dialektis, mempunyai dua ciri yang sangat menondjol: yang satu ialah watak klasnya, pernyataannya yang terang-terangan bahwa materialisme dialektis mengabdi kepada proletariat: lainnya ialah kepraktisannya, tekanannya pada ketergantungan teori pada praktek, tekanan pada praktek sebagai dasar teori yang sebaliknya mengabdi kepada praktek. Dalam menimbang kebenaran pengetahuan atau teori orang, orang tak dapat bergantung pada perasaan-perasan subyektifnya mengenai itu, tetapi pada hasil objektifnya di dalam praktek sosial. Hanyalah praktek sosial yang dapat menyadi ukuran kebenaran. Pendirian praktek adalah pendirian yang pertama dan pokok di dalam teori materialisme dialektis tentang pengetahuan.[2]
Tetapi bagaimana toh timbulnya pengetahuan manusia dari praktek dan sebaliknya mengabdi kepada praktek ? Hal ini menjadi terang sesudah menilik sepintas lalu proses perkembangan pengetahuan.
Sebenarnya manusia, dalam proses praktek, melihat mula2 hanya gejala-gejala dari berbagai-bagai hal-ikhwal, segi2nya yang terpisah-pisah, hubungan2 luarnya. Misalnya, beberapa orang tamu datang ke Yenan untuk mengadakan perjalanan peninjauan; pada hari pertama atau kedua, mereka melihat topografi (perpetaan), jalan-jalan dan rumah: di Yenan; menemui sejumlah orang-orang, mengundjungi perjamuan2, pertemuan2 petang hari dan rapat2 besar; mendengar berbagai macam pembicaraan; dan membaca berbagai-bagai dokumen — kesemuaya ini adalah gejala2 hal-ikhwal2, segi-segi yang terpisah-pisah dari hal-ikhwal2, hubungan2 luar di antara hal-ikhwal2 sedemikian itu. Ini dinamakan tingkatan pengetahuan persepsi, yaitu, tingkatan persepsi2 (penginderaan) dan impresi' (kesan2). Yaitu, berbagai-bagai hal-ikhwal di Yenan mengenai panca-indera para anggota rombongan peninjau itu, menimbulkan persepsi2 pada mereka, dan meninggalkan dalam pikiran mereka banyak impresi, bersama-sama dengan suatu ide tentang hubungan-hubungan luar yang -umum diantara impresi2 ini: ini adalah tingkatan pengetahuan yang pertama. Pada tingkatan ini, manusia belum bisa membentuk konsep-konsep yang mendalam atau menarik kesimpulan2 yang sesuai dengan logika.
Karena praktek sosial terus berlangsung, maka hal ikhwal2 yang menimbulkan persepsi'-persepsi dan impresi-impresi manusia selama dalam prakteknya diulangi berkali-kali; kemudian terjadilah suatu perubahan yang tiba-tiba (suatu lompatan) dalam proses pengetahuan dalam pikiran manusia, yang mengakibatkan timbulnya konsepsi-konsepsi. Konsepsi yang sedemikian itu tidak lagi merupakan gejala-gejala hal ikhwal, segi-seginya yang terpisah-pisah, atau hubungan2 luarnya, tetapi merangkum hakekatnya, keseluruhannya dan hubungan-hubungan internnya. Konsepsi berbeda dengan persepsi tidak hanya secara kwantitatif tetapi juga secara kwalitatif. Berjalan terus lebih jauh dan menggunakan metode menimbang serta menarik kesimpulan, kita kemudian dapat menarik kesimpulan-kesimpulan yang sesuai denqan logika. Apa yang disebut dalam Dongengan Tiga Kerajaan "dengan mengerutkan kening orang mendapat siasat", atau dalam bahasa kita se-hari2 "nanti dulu, saya pikir" itu justru menunjukkan kepada prosedur manusia memakai konsepsi2 dalam pikirannya untuk membentuk pertimbangan-pertimbangan dan menarik kesimpulan-kesimpulan. Ini adalah tingkatan pengetahuan yang kedua.
Para tamu kita, para anggota rombongan peninjau itu, sesudah mengumpulkan berbagai macam bahan-bahan dan selanjutnya "memikirkan bahan-bahan itu", mereka bisa sampai pada keputusan berikut: "politik Front Persatuan Nasional Anti-Jepang dari Partai Komunis adalah sungguh2, tulus dan jujur". Sesudah mengambi1 keputusan ini, mereka dapat, jika mereka jujur terhadap persatuan untuk pembebasan nasional, maju selangkah lebih jauh dan menarik kesimpulan berikut: "Front Persatuan Nasional Anti-Jepang bisa sukses". Dalam seluruh proses pengetahuan manusia tentang sesuatu, konsepsi, pertimbangan dan kesimpulan merupakan tingkatan yang lebih penting, tingkat pengetahuan rasionil. Tugas pengetahuan yang sesungguhnya ialah mencapai pikiran melalui persepsi, mencapai pengertian secara berangsur2 tentang kontradiksi-kontradiksi intern dari hal-ikhwal2 objektif, hukum-hukumnya dan hubungan2 intern dari berbagai-bagai proses yaitu mencapai pengetahuan yang logis. Diulangi, sebab mengapa pengetahuan yang logis itu lain dengan pengetahuan persepsi ialah karena pengetahuan persepsi adalah mengenai segi2 yang terpisah2, gejala2, hubungan-hubungan luar dari hal-ikhwal; sedangkan pengetahuan logis mengambil langkah maju yang besar untuk mencapai keseluruhan, hakekat dan hubungan2 intern dari hal ikhwal; menyingkapkan kontradiksi2 intern dari dunia sekeliling, dan oleh karena itu sanggup menangkap perkembangan dunia sekeliling dalam keseluruhannya, dalam hubungan-hubungan intern di antara semua seginya.
Teori materialis dialektis tentang proses perkembangan pengetahuan sedemikian itu, berdasarkan praktek dan mulai dari yang dangkal sampai pada yang dalam, tidak pernah diajukan oleh siapapun juga sebelum lahirnya Marxisme. Materialisme Marxis untuk pertama kalinya secara tepat memecahkan masalah proses perkembangan pengetahuan, menunjukkan baik secara materialis maupun secara dialektis proses pengetahuan yang mendalam, proses bagaimana pengetahuan persepsi berubah menjadi pengetahuan logis melalui praktek yang kompleks dan berulang2 secara tetap dari produksi dan perjuangan klas manusia dalam masyarakat. Lenin berkata: "Konsepsi yang abstrak mcngenai materi, tentang hukam alam, tentang nilai ekonomi atau sesuatu abstraksi ilmiah lainnya ( yaitu yang tepat dan pokok" tidak palsu atau dangkal) mencerminkan alam secara lebih dalam, lebih sebenarnya dan lebih sepenuhnya". [3] Marxisme-Leninisme berpendapat bahwa ciri2 dari dua tingkatan proses pengetahuan itu ialah bahwa, pada tingkatan yang lebih rendah, pengetahuan itu menampakkan diri dalam bentuk persepsi, sedang pada tingkatan yang lebih tinggi ia menampakkan diri dalam bentuk logis; tetapi kedua tingkatan itu termasuk dalam satu proses pengetahuan yang tunggal. Persepsi dan akal adalah berlainan sifatnya, tetapi tidak terpisah satu dengan lainnya, mereka dipersatukan atas dasar praktek.
Praktek kita membuktikan bahwa hal-ikhwal yang terindra tidak terus segera bisa kita fahamkan dan bahwa hanya hal-ikhwal yang dimengerti dapat diindrakan secara lebih mendalam. Persepsi hanya memecahkan masalah gejala2; hanya akal saja yang memecahkan masalah hakekat. Masalah-masalah sedemikian itu tak akan dapat dipecahkan terlepas dari praktek. Seseorang yang hendak mengetahui sesuatu, tidak mempunyai jalan untuk melakukan itu kecuali dengan mengadakan kontak dengannya, yaitu, dengan hidup (mempraktekkan) disekitarnya.
Di dalam masyarakat feodal orang tidak mungkin mengetahui lebih dulu hukum-hukum masyarakat kapitalis sebab, dengan belum munculnya masyarakat kapitalis diatas panggung, maka tidak ada praktek yang sesuai dengan masyarakat kapitalis. Marxisme hanyalah bisa merupakan produk (hasil) masyarakat kapitalis. Dalam abad kapitalisme persaingan bebas, Marx tidak bisa mengetahui sebelumnya secara khas beberapa diantara hukum-hukum yang khusus mengenai zaman imperialisme, sebab imperialisme — tingkat terakhir kapitalisme — belum muncul dan praktek yang cocok dengan itu tidak ada; hanya Lenin dan Stalin yang dapat memikul tugas ini.
Selain dari zenialitet mereka, sebab mengapa Marx, Engels, Lenin dan Stalin dapat mengerjakan teori mereka adalah terutama turut sertanya mereka sendiri dalam praktek perjuangan klas dan pengambilan percobaan ilmiah pada zamannya; tanpa ini berapapun juga banyaknya zenialitet tak dapat membawa sukses. Pepatah "seorang sarjana tidak meiangkah keluar dari pintu gerbangnya, namun mengetahui semua kejadian di bawah matahari" hanyalah omong-kosong belaka di alam zaman dahulu yang belum maju dalam teknologi; dan sekalipun pepatah ini bisa berlaku dalam abad kemajuan teknologi sekarang, namun orang-orang dengan pengetahuan dari tangan pertama yang sesungguhnya adalah mereka yang melakukan praktek, dan hanya sesudah mereka memperoleh "pengetahuan'' melalui praktek mereka, dan sesudah pengetahuan, mereka dengan perantaraan tulisan dan teknologi, sampai pada tangan "sarjana", barulah "sarjana" itu dapat mengetahui secara tak langsung "kejadian-kejadian di bawah matahari".
Jika seorang hendak mengetahui hal-ikhwal tertentu atau macam2 hal-ikhwal tertentu secara langsung, maka hanyalah dengan turutsertanya secara pribadi dalam perjuangan praktis untuk mengubah realitet, untuk mengubah hal-ikhwal itu atau macam2 hal-ikhwal itu, bahwa dia dapat mengadakan kontak dengan gejala dari hal-ikhwal2 itu atau macam2 hal-ikhwal itu; dan hanyalah selama perjuangan praktis untuk mengubah realitet, dimana dia secara pribadi turutserta, bahwa dia dapat menyingkapkan hakekat hal-ikhwal itu atau macam2 hal-ihkwal itu dan memahaminya. Inilah jalan menuju ke pengetahuan yang sesungguhnya yang dilalui oleh setiap orang, hanya beberapa orang saja, yang dengan sengadja memutarbalikkan hal-ikhwal-hal ikhwal, mendalilkan sebaliknya. Orang yang paling menggelikan di dunia ialah "orang yang kemintar" yang sesudah memperoleh sedikit pengetahuan yang setengah matang dari kabar angin memproklamasikan dirinya "orang nomor satu di dunia", ini hanyalah menunjukkan.bahwa dia belum mengukur dirinya dengan selajaknya. Soal pengetahuan adalah soal ilmu, dan disini tidak boleh ada ketidakjujuran dan kesombongan barang sedikitpun: yang dibutuhkan adalah pasti kebalikannya--sikap jujur dan rendah hati. Jika orang hendak memperoleh pengetahuan, orang harus turutserta dalam praktek mengubah realitet. Kalau orang hendak mengetahui rasanya sebnah pir maka orang harus mengubah pir itu dengan memakannya sendiri. Jika orang hendak mengetahui komposisi dan sifat-sifat atom orang harus melakukan percobaan dalam fisika dan kimia untuk mengubah keadaan atom. Jika orang hendak mengetahui teori dan metode revolusi orang harus turutserta dalam revolusi. Semua pengetahuan yang sejati berasal dari pengalaman yang langsung. Tetapi manusia tidak dapat mempunyai pengalaman langsung dalam segala-galanya; sebenarnya, sebagian besar dari pengetahuan kita berasal dari pengalaman yang tak langsung, misalnya, semua pengetahuan tentang zaman purbakala dan neger-negeri asing. Bagi orang-orang zaman purbakala dan orang, asing, pengetahuan itu berasal dari pengalaman langsung: kalau, sebagai pengalaman langsung dari orang-orang zaman purbakala dan orang-orang asing, pengetahuan itu memenuhi syarat "abstraksi secara ilmiah" seperti yang disebutkan oleh Lenin, dan secara ilmiah mencerminkan hal-ikhwal objektif, maka pengetahuan itu dapat dipercaya, kalau tidak ia bukan pengetahuan yang dapat dipercaya. Dari itu pengetahuan manusia adalah terdiri dari dua bagian lain tidak, dari pengalaman langsunq dan pengalaman tak langsung. Dan apa yang merupakan pengalaman tak langsung bagiku adalah sebaliknya merupakan pengalaman langsung bagi orang lain Karena itu, mengambil pengetahuan dalam keseluruhannya, pengetahuan macam apapun tidaklah terpisahkan dari pengalaman langsung.
Sumber semna pengetahuan terletak dalam persepsi melalui panca indera jasmani manusia tentang dunia obyektif di sekelilingnya: jika seseorang tidak mengakui persepsi itu, tidak mengakui pengalaman langsung, dan tidak mengakui pengambilan-bagian secara pribadi dalam praktek mengubah reialitet, maka dia bukanlah seorang materialis. Itulah sebabnya mengapa "orang-orang yang kemintar" itu menggelikan. Orang Tiongkok mempunyai peribahasa kuno: "Bagaimana orang bisa mendapat anak-anak harimau dengan tidak memasuki gua harimau?" Peribahasa ini berlaku baik bagi praktek manusia maupun bagi teori pengetahuan. Tidak bisa ada pengetahuan yang terlepas dari praktek.
Sambungan
Untuk membikin jelas proses materialis-dialektis dari pengetahuan yang timbul dari praktek mengubah realitet--proses pengetahuan yang mendalam secara berangsur-angsur-- di bawah ini diberikan beberapa contoh yang kongkrit lebih lanjut:
Dalam pengetahuannya tentang masyarakat kapitalis dalam periode pertama dari prakteknya — periode pengrusakan mesin-mesin dan perjuangan yang spontan—proletariat, yang masih dalam tingkatan pengetahuan persepsi, hanya tahu segi-segi yang terpisah-pisah dan hubungan luar dari berbagai-bagai gejala kapitalisme. Pada masa itu proletariat adalah apa yang kita sebut "klas sendirinya". Tetapi ketika klas ini mencapai periode yang kedua dari prakteknya (periode perjuangan ekonomi dan perjuangan politik secara sedar, secara terorganisasi), ketika melalui prakteknya, melalui pengalamannya yang diperoleh dalam perjuangan-perjuangan jangka panjang, dan melalui pendidikan-pendidikannya dalam teori Marxis, yang merupakan penyimpulan pengalaman-pengalaman ini oleh Marx dan Engels menurut metode ilmiah, ia menjadi mengerti akan hakekat masyarakat kapitalis, mengerti akan hubungan-hubungan penghisapan diantara klas-klas sosial, dan- mengerti akan tugas sejarahnya sendiri, dan kemudian menjadi "klas untuk dirinya sendiri".
Begitu pula dengan pengetahuan Rakyat Tiongkok tentang imperialisme. Tingkatan yang pertama adalah tingkatan pengetahuan persepsi yang dangkal, seperti ditunjukkan dengan perjuangan-perjuangan anti asing yang tidak pandang-bulu dari Gerakan Kerajaan Keinderaan Taiping" Gerakan Boxer, dll. Barulah pada tingkatan kedua Rakyat Tiongkok sampai pada pengetahuan rasionil, ketika, mereka melihat kontradiksi-kontradiksi intern dan luar imperialisme, dan juga hakekat penindasan serta penghisapan atas massa luas Tiongkok oleh imperialisme yang bersekutu dengan komprador-komprador dan klas feodal Tiongkok; pengetahuan sedemikian itu mulai timbul baru kira-kira dalam masa Gerakan Empat Mei 1919.
Marilah kita lihat pula peperangan. Jika mereka yang memimpin peperangan tidak mempunyai pengalaman perang, maka dalam tingkatan permulaan mereka tidak akan mengerti akan hukum-hukum yang mendalam untuk memimpin peperangan tertentu (misalja Perang Agraria Revolusioner kita sepuluh tahun yang lalu). Dalam tingkatan permulaan mereka hanya mendapat pengalaman banyak bertempur, dan tambahan pula, menderita banyak kekalahan. Tetapi dari pengalaman sedemikian itu (pengalaman pertempuran-pertempuran yang menang dan terutama sekali pengalaman pertempuran-yang kalah); mereka dapat mengerti akan benang intern dari seluruh peperangan, yaitu, hukum-hukum yang menguasai peperangan tertentu itu, dapat mengerti akan strategi dan, taktik dan oleh karena itu mereka dapat memimpin peperangan-peperangan itu dengan kejakinan. Pada saat yang sedemikian itu, jika seorang yang tidak berpengalaman mengambilalih komando, maka dia juga tidak dapat mengerti akan hukum-hukum yang sungguh-sungguh benar dari peperangan itu sebelum dia menderita sejumlah kekalahan2 (sebelum dia memperoleh pengalaman).
Kita sering merrdengar perkataan seorang kawan apabila dia tidak mempunyai keberanian untuk menerima suatu tugas: "Saya tidak mempunyai keyakinan". Apa sebabnya dia tidak mempunyai keyakinan ? Sebab dia tidak mempunyai pengertian yang sistimatis tentang sifat dan syarat-syarat pekerjaan itu atau sebab dia mempunyai sedikit atau bahkan tidak mempunyai kontak dengan pekerjaan macam ini; dari sebab itu hukum-hukum yang menguasainya tak dapat dia fahamkan. Sesudah mengadakan analisa secara merinci tentang sifat dan syarat-syarat pekerjaan itu, dia akan merasa lebih berani dan menjadi bersedia untuk melakukannya. Jika, sestudah melakukan pekerjaan itu beberapa waktu lamanya, orang ini telah mendapat pengalaman dalam pekerjaan tersebut, dan jika lain daripada itu dia mau memandang hal-ikhwal dengan pikiran terbuka dan tidak menimbang masalah-masalah secara subyektif, satu-segi saja dan secara dangkal, maka dia akan dapat menarik kesimpulan-kesimpulan mengenai bagaimana seharusnya meneruskan pekerjaannya dan kepercayaannya pada diri sendiri akan banyak bertambah. Hanya mereka yang memandang masalah-masalah secara subyektif, satu-segi saja dan secara dangkal dan, sesampainya di sesuatu tempat terus mengeluarkan perintah-perintah atau petundjuk-petunjuk dengan rasa puas pada diri sendiri tanpa mem pertimbangkan keadaan-keadaan, tanpa meninjau hal-ikhwal dalam keseluruhannya (sejarahnya dan siuasinya sekarang sebagai suatu keseluruhan)` dan tanpa mengadakan kontak dengan hakekat hal-ikhwal itu (sifat2nya dan hubungan intern antara satu hal-ikhwal dengan hal-ikhwal lainnya), yang pasti tersandung.
Jadi langkah pertama dalam proses pengetahuan ialah kontak dengan hal-ikhwal dari dunia luar, ini termasuk dalam tingkatan persepsi. Langkah kedua ialah sintese dari bahan-bahan persepsi dengan mengadakan pengaturan kembali atau penyusunan kembali: ini terrmasuk dalam tingkatan konsepsi, pertimbangan dan kesimpulan. Hanyalah apabila bahan-bahan persepsi itu sangat kaya (tidak sepotong2 atau tak lengkap) dan bersesuaian dengan realitet (tidak khayali) maka kita dapat, berdasarkan bahan-bahan itu, membentuk konsepsi2 yang benar dan melakukan argumentasi yang tepat.
Disini dua hal penting harus ditekankan. Yang pertama, suatu hal yang telah disebutkan di muka tapi harus diulangi disini, ialah soal ketergantungan pengetahuan rasionil pada pengetahuan persepsi. Adalah seorang idealis yang berpendapat bahwa pengetahuan rasionil tidak perlu berasal dari pengetahuan persepsi. Dalam sejarah filsafat terdapat apa yang dinamakan aliran "rasionalis" yang mengakui hanya kebenaran akal, tetapi tidak mengakui kebenaran pengalaman, menganggap hanya akal sajalah yang bisa dipercaya dan pengalaman persepsi tidak bisa dipercaya; kesalahan dari aliran ini terletak dalam menjungkirbalikkan hal-ikhwal-hal ikhwal. Yang rasionil dapat dipercaya justru karena ia bersumber pada yang bersifat persepsi; kalau tidak ia akan seperti air tanpa mata air atau pohon tanpa akar, sesuatu yang subyektif, spontan dan tak dapat dipercaya. Mengenai urut-urutan, dalam proses pengetahuan, pengalaman persepsi timbul lebih dulu; kita tekankan arti-penting dari praktek sosial dalam proses pengetahuan justru karena hanya praktek sosial saja yang dapat menimbulkan pengetahuan manusia dan memulakan dia mendapatkan pengalaman persepsi dari dunia objektif disekelilingnya. Bagi seseorang yang menutup mata, menutup telinganya dan samasekali mengasingkan diri dari dunia objektif tidak akan mungkin ada bicara tentang pengetahuan. Pengetahuan mulai dengan pengalaman — inilah materialisme dari teori pengetahuan.
Hal yang kedua ialah bahwa pengethuan itu masih harus diperdalam, tingkatan pengetahuan persepsi masih harus diperkembang ke tingkatan rasionil — inilah dialektika teori pengetahuan.[4] Berpendapat bahwa pengetahuan bisa berhenti pada tingkatan persepsi yang rendah dan, bahwa hanya pengetahuan persepsi saja yang dapat dipercaya sedang pengetahuan rasionil tidak, akan merupakan pengulangan kesalahan "empirisisme" dalam sejarah. Teori ini salah dengan tidak dapat menyadari bahwa, sekalipun bahan2 persepsi itu mencerrminkan hal-ikhwal tertentu yang nyata dari dunia objektif (disini saja tidak membicarakan empirisisme idealis yang membatasi pengalaman pada apa yang dinamakan introspeksi—penyelidikan-diri), namun bahan-bahan ini hanya sepotong-sepotong dan dangkal, mencerminkan hal-ikhwal secara tak lengkap dan bukannya merupakan hakekatnya. Untuk mencerminkan sesuatu sepenuhnya dalam keseluruhannya, untuk mencerminkan hakekatnya dan hukum-hukumnya yang bersenyawa, adalah perlu, melalui pemikiran, membangun suatu sistim konsepsi-konsepsi dan teori-teori dengan mengenakan bahan-bahan persepsi yang berlimpah-limpah itu pada proses pembentukan kembali dan penyusunan kembali — membuang yang kasar dan memilih yang halus, menyingkirkan yang lancung dan mempertahankan yang benar, maju dari satu titik ke titik lain dan terus masuk dari luar ke dalam; adalah perlu melompat dari pengetahuan persepsi ke pengetahuan rasionil. Pengetahuan yang merupakan penjusunan-kembali sedemikian itu tidaklah menjadi lebih kosong atau kurang dapat dipercaya; sebaliknya, apa saja yang sudah disusun kembali secara ilmiah atas dasar praktek di dalam proses pengetahuan adalah sesuatu yang, sebagaimana kata Lenin, mencerminkan hal-ikhwal objektif dengan lebih dalam, lebih benar, lebih sempurna. Bertentangan dengan ini pekerja-pekerja keras yang vulger, yang menghormati pengalaman tetapi merendahkan teori tak dapat berpandangan luas mengenai seluruh proses objektif, tidak mempunyai tujuan yang jelas dan perspektif yang jauh, tetapi merasa puas pada diri-sendiri dengan sukses, sekali-kali dan dengan pandangan selebar lubang-pengintip. Seandainya orang-orang ini harus memimpin revolusi, maka mereka akan membawanya ke jalan buntu.
Teori materialis-dialektis tentang pengetahuan ialah bahwa pengetahuan rasionil bergantung pada pengetahuan persepsi dan pengetahuan persepsi masih harus dikembangkan menjadi pengetahuan rasionil. Baik "rasionalisme" maupun "empirisisme" dalam filsafat tidak mengakui sifat historis atau dialektis dari pengetahuan, dan walaupun masing-masing mengandung suatu segi kebenaran (disini yang saya maksudkan ialah rasionalisme dan empirisisme materialis, bukan rasionalisme dan empirisisme idealis), kedua-duanya salah dalam teori pengetahuan sebagai suatu keseluruhan. Proses pengetahuan yang materialis-dialektis dari yang bersifat persepsi ke rasionil berlaku bagi proses pengetahuan yang kecil (misalnya, mengetahui satu hal-ikhwal atau tugas) dan juga bagi proses pengetabuan yang lebih besar (misalnya mengetahui seluruh masyarakat atau suatu revolusi).
Tetapi proses pengetahuan tidak berakhir disini. Keterangan bahwa proses pengetahuan yang materialis-dialektis berhenti pada pengetahuan rasionil, meliputi hanya setengah dari masalahnya. Dan sejauh mengenai filsafat Marxis, ia meliputi hanya setengahnya yang tidak teristimewa pentingnya. Apa yang oleh filsafat Marxis, dianggap sebagai masalah yang paling penting tidaklah terletak dalam memahami hukum-hukum dunia objektif dan dengan begitu menjadi sanggup untuk menerangkannya, tetapi secara aktif mengubah dunia dengan mempergunakan pengetahuan tentang hukum-hukumnya yang objektif. Dari pendirian Marxis, teori adalah penting, dan arti-pentingnya ditunjukkan sepenuhnya dalam pernyataan Lenin: :Tanpa teori revolusioner tak dapat ada gerakan revolusioner".[5] Tetapi Marxisme menekankan arti-pentingnya teori justru dan hanya karena ia dapat membimbing aksi. Jika kita mempunyai teori yang tepat, tetapi hanya mengobrolkannya, menyimpan dan tidak mempraktekkannya, maka teori itu, bagaimanapun juga baiknya tidak mempunyai arti.
Pengetahuan mulai dengan praktek. mencapai bidang teori melalui praktek. dan kemudian harus kembali lagi ke praktek. Fungsi aktif dari pengetahuan tidak hanya menyatakan diri dalam lompatan aktif dari pengetahuan persepsi ke pengetahuan rasionil, tapi juga —dan ini yang lebih penting—dalam lompatan dari pengetahuan rasionil ke praktek revolusioner. Pengetahuan yang memungkinkan kita menangkap hukum-hukum dunia harus ditujukan kembali kepada praktek mengubah dunia, yaitu, ia harus kembali dipergunakan dalam praktek produksi, dalam praktek perjuangan klas revohsioner dan perjuangan nasional revolusioner dan juga dalam praktek-praktek pengambilan percobaan ilmiah. Inilah proses menguji dan mengembangkan teori, lanjutan dari seluruh proses pengetahuan.
Masalah apakah teori itu sesuai dengan realitet objektif tidaklah dipecahkan seluruhnya dalam proses pengetahuan dari yang bersifat persepsi ke yang rasionil seperti dilukiskan dimuka, juga tidak dapat dipecahkan selengkapnya dengan cara ini. Satu-satunya jalan untuk memecahkan seluruhnya ialah mengembalikan pengetahuan rasionil ke praktek sosial, mengenakan teori pada praktek dan melihat apakah ia dapat mencapai hasil-hasil yang diharapkan. Banyak teori tentang ilmu alam dianggap benar tidak hanya karena teori, itu dianggap benar pada waktu para sarjana alam menentukannya, tapi juga karena sudah diuji dalam praktek ilmiah kemudian. Begitu pu1a Marxisme-Leninisme dianggap benar tidak hanya karena ia dianggap benar ketika Marx, Engels, Lenin dan Stalin merumuskannya secara ilmiah, tetapi juga karena ia telah diuji dalam praktek perjuangan klas revolusioner dan perjuangan nasional revolusioner kemudian. Materialisme dialektis adalah suatu kebenaran umum karena tidaklah mungkin bagi siapapun untak hindar dari padanya dalam prakteknya. Sejarah .pengetahuan manusia mengatakan kepada kita bahwa kebenaran dari banyak teori tidak lengkap dan bahwa ketidaklengkapan ini diperbaiki hanya melalui ujian praktek. Banyak teori tidak tepat, dan adalah melalui ujian praktek ketidaktepatannya itu akan dibetulkan. Itulah sebabnya mengapa praktek dinamakan ukuran kebenaran dan mengapa"pendirian kehidupan, pendirian praktek, harus yang pertama dan fundamentil dalam teori pengetahuan".[6] Stalin mengatakan dengan tepat: "Teori menjadi tak bertujuan jika ia tidak dihubungkan praktek revolusioner, seperti juga praktek akan meraba-raba dalam kegelapan jika jalannya tidak diterangi oleh teori revolusioner". [7]
Apabila kita sampai di sini, apakah proses pengetahuan sudah selesai ? Jawaban kita: ya dan tidak. Apabila manusia dalam masyarakat mencurahkan diri pada praktek mengubah suatu proses obyektif tertentu pada tingkatan perkembangannya tertentu (apakah mengubah proses alam atau proses sosial), maka dengan pencerminan proses obyektif itu dalam pikirannya dan dengan berlakunya aktivitet subyektifnya sendiri, dia dapat memajukan pengetahuannya dari yang bersifat persepsi sampai pada yang rasionil dan melahirkan ide-ide, teori-teori rencana-rencana atau program-program yang pada umumnya cocok dengan hukum-hukum dari proses obyektif itu; dia kemudian mempraktekkan ide-ide, teori-toeri, rencana-rencana atau program ini dalam proses objektif yang sama itu: dan proses pengetahuan mengenai proses yang kongkrit ini dapat dianggap sebagai sudah selesai jika dia. melalui praktek dalam proses objektif itu, dapat mewujudkan tujuannya yang ditetapkan lebih dulu yaitu jika dia dapat mengubah atau pada umumnya mengubah ide-ide, teori-teori, rencana-rencana atau program-program yang ditetapkan lebih dulu itu menjadi kenyataan. Misalnya, dalam proses mengubah alam, seperti dalam pelaksanaan rencana pembangunan mesin-mesin, pengujian hipotesa ilmu, pembikinan perkakas atau alat-alat, pemungutan hasil-bumi; atau dalam proses mengubah masyarakat, seperti dalam kemenangan suatu pemogokan, kemenangan suatu peperangan, pelaksanaan rencana pendidikan — kesemuanya ini dapat dianggap sebagai perwujudan tujuan-tujuan yang ditetapkan lebih dulu. Tetapi berbicara secara umum, baik dalam praktek, mengubah alam maupun mengubah masyarakat, ide-ide, teori-teori, rencana, atau program-program orang yang asli jarang yang dilaksanakan tanpa sesuatu perubahan apapun. Ini adalah karena orang-orang yang melakukan pengubahan realitet menderita banyak pembatasan-pembatasan: mereka terbatas tidak hanya dalam syarat-syarat ilmu dan teknologi, tapi juga dalam tingkat perkembangan dan penyingkapan proses objektif itu sendiri (dalam kenyataan bahwa segi-segi dan hakekat dari proses objektif itu belum disingkapkan sepenuhnya). Dalam keadaan sedemikian itu, ide-ide, teori-teori, rencana-rencana atau program-program seringkali diubah sebagian dan kadang-kadang bahkan diubah sama-sekali bersama-sama dengan didapatnya hal-hal yang tak tersangka-sangka selama dalam praktek. Artinya, ada terjadi bahwa ide-ide, teori-teori, rencana-rencana atau program-program yang asli sebagian atau seluruhnya bisa tidak sesuai dengan realitet dan sebagian atau sama-sekali tak tepat. Dalam banyak hal, kegagalan harus diulangi beberapa kali sebelum pengetahuan yang salah dapat dibetulkan dan dibikin cocok dengan hukum-hukum proses objektif, sehingga hal-ikhwal yang subyektif dapat diubah menjadi hal-ikhwal yang objektif, yaitu hasil-hasil yang diharapkan dapat dicapai dalam praktek. Tetapi bagaimanapun juga, pada titik sedemikian itu proses pengetahuan manusia tentang suatu proses objektif tertentu pada tingkatan perkembangannya yang tertentu dipandang sebagai sudah selesai.
Akan tetapi mengenai proses pengetahuan manusia tidak bisa ada habisnya. Karena setiap proses, baik dalam dunia alam maupun dunia sosial, maju dan berkembang melalui kontradiksi-kontradiksi dan perjuangan-perjuangan internnya, maka proses pengetahuan manusia mesti pula maju dan berkembang sesuai dengan itu. Dalam hubungan dengan gerakan sosial, seorang pemimpin yang betul-betul revolusioner tidak hanya harus cakap dalam membetulkan ide-ide, teori-teori, rencana-rencana atau program-programnya apabila kedapatan salah, seperti telah kita lihat, tapi juga dia harus cakap, apabila suatu proses objektif tertentu sudah maju dan berubah dari satu tingkatan perkembangan ketingkatan perkembangan lainnya, membikin dia sendiri dan semua kawan-kawan revolusionernja memajukan dan meninjau-kembali ide-ide mereka yang subjektif sesuai dengan itu , artinya, dia harus mengusulkan tugas-tugas revolusioner baru dan program-program kerja baru sesuai dengan perubahan-perubahan dalam situasi baru itu. Situasi-situasi berubah dengan sangat cepatnya dalam periode revolusioner; kalau pengetahuan kaum revolusioner tidak berubah dengan cepat sesuai dengan situasi yang telah berubah itu, maka mereka tidak dapat memimpin revolusi menuju kemenangan.
Akan tetapi seringkali terjadi bahwa ide-ide ketinggalan di belakang kejadian-kejadian yang sesungguhnya; ini adalah karena pengetahuan manusia terbatas oleh banyak syarat-syarat sosial. Kita menentang orang-orang kepala batu di dalam barisan-barisan revolusioner yang ide-idenya, tidak bisa maju bersama-sama dengan perubahan keadaan-keadaan obyektif, menyatakan diri menurut sejarah sebagai oportunisme kanan. Orang-orang ini tidak melihat bahwa perjuangan-perjuangan yang timbul dari kontradiksi-kontradiksi sudah mendorong maju proses obyektif, sedang pengetahuan mereka telah berhenti pada tingkatan lama. Ini mensifatkan ide-ide semua orang kepala batu. Dengan ide-ide mereka yang tercerai dari praktek sosial, mereka tidak dapat berguna untuk membimbing kereta masyarakat; mereka hanya dapat membuntut dibelakang kereta dengan mengomel katanya keretanya berjalan terlalu cepat dan berusaha menyeretnya kebelakang serta menyuruhnya berjalan ke jurusan yang berlawanan.
Kita juga menentang pembualan dari kaum "kiri". Ide-ide mereka mendahului suatu tingkatan perkembangan tertentu dari proses objektif; setengah dari mereka menganggap khayal-khayal mereka sebagai kebenaran; lain-lainnya lagi yang berusaha keras untuk melaksanakan pada saat sekarang suatu cita-cita yang hanya dapat dilaksanakan di masa depan, menceraikan diri mereka dari praktek mayoritet Rakyat pada saat itu dan dari realitet-realitet masa itu dan memperlihatkan diri sebagai petualang dalam aksi-aksi mereka. Idealisme dan materialisme mekanis, oportunisme dan avonturisme, semuanya disifatkan dengan perceraiian antara yang subyektif dengan yanq obyektif, dengan perpisahan pengetahuan dari praktek. Teori Marxis-Leninis tentang pengetahuan yang diperbedakan oleh tekanannya pada praktek sosial sebagai ukuran kebenaran ilmiah, tidak bisa tidak mesti dengan keras menentang ideologi-ideologi yang tidak tepat ini. Orang Marxis mengakui bahwa dalam seluruh proses yang mutlak dari alam-semesta, perkembangan masing-masing proses yang kongkrit adalah relatif; dari itu, dalam sungai besar dari kebenaran absolut, pengetahuan menusia tentang proses yang kongkrit pada setiap tingkatan perkembangan tertentu hanyalah benar secara relatif. Jumlah seluruh kebenaran-kebenaran relatif yang tak terhitung itu adalah kebenaran absolut.[8]
Perkembang;an proses obyektif adalah perkembangan yang penuh dengan kontradiksi-kontradiksi dan perjuangan-perjuangan. Perkembangan dari proses pengetahuan manusia juga perkembangan yang penuh kontradiksi-kontradiksi dan perjuangan-perjuangan. Semua gerakan dialektis dari dunia obyektif cepat atau lambat bisa tercermin dalam pengetahuan manusia. Karena proses pemunculan perkembangan dan pelenyapan dalam praktek sosial tak terbatas maka proses pemunculan, perkembangan dan pelenyapan dalam pengetahuan manusia juga tak terbatas. Karena praktek yang ditujukan ke arah mengubah realitet objektif berdasarkan ide-ide, teori-teori, rencana-rencana atau program-program tertentu saban-saban berkembang lebih jauh, maka pengetahuan manusia tentang realitet juga setiap kali menjadi lebih dalam. Proses perubahan dalam dunia objektif tidak akan pernah berakhir, begitu pula pengetahuan manusia tentang kebenaran melalui praktek. Marxisme-Leninisme sekali-kali tidak menyimpulkan semua pengetahuan.tentang kebenaran, tetapi dengan tiada hentinya membuka jalan menuju pengetahuan tentang kebenaran melalui praktek. Kesimpulan kita menyetujui kesatuan kongkrit dan historis dari yang subyektif dengan yang objektif, dari teori dengan praktek, dan dari mengetahui dengan berbuat, dan menentang semua ideologi yang tidak tepat, baik kanan maupun "kiri" yang menyimpang dari sejarah yang kongkrit. Dengan berkembangnya masyarakat sampai pada tingkatan yang sekarang, maka diatas pundak proletariat dan partainya, karena keharusan sejarah, jatuh tanggung-jawab untuk secara tepat memahami dan mengubah dunia. Proses praktek mengubah dunia ini, yang ditentukan berdasarkan pengetahuan ilmiah, sudah mencapai saat yang bersejarah di dunia dan di Tiongkok. suatu saat yang begitu penting yang tidak pernah disaksikan oleh sejarah manusia sebelumnya, yaitu saat untuk menghalaukan samasekali kegelapan di dunia dan di Tiongkok dan mendatangkan dunia terang seperti yang tak pernah ada sebelumnya.
Perjuangan proletariat dan orang-orang revolusioner dalam mengubah dunia ialah berupa penunaian tugas berikut: membentuk kembali dunia obyektif dan juga dunia subyektif mereka sendiri — membentuk kembali daya mengetahui mereka dan juga hubungan-hubungan antara dunia subyektif dengan dunia objektif. Pembentukan kembali sedemikian itu sudah dilaksanakan di sebagian bumi, yaitu, di Uni Sovjet. Rakyat di sana masih mempercepat proses pembentukan kembali ini. Rakyat di Tiongkok dan di bagian dunia lainnya sedang atau akan melalui proses pembentukan-kembali sedemikian itu. Dan dalam dunia objektif yang harus dibentuk-kembali itu termasuk lawan-lawan pembentukan kembali, yang harus mengalami tingkatan pembentukan kembali secara paksa sebelum mereka dapat memasuki tingkatan pembentukan-kembali secara sedar. Apabila seluruh umat manusia secara sedar membentuk-kembali diri sendiri dan mengubah dunia, maka akan menyingsinglah fajar zaman Komunisme dunia.
Menemukan kebenaran melalui praktek, dan melalui praktek menguji serta mengembangkan kebenaran. Bertolak dari pengetahuan persepsi dan secara aktif mengembangkannya menyadi pengetahuan rasionil, dan kemudian, bertolak dari pengetahuan rasionil, secara aktif memimpin praktek revolusioner untuk mengubah dunia subyektif dan dunia objektif. Praktek, pengetahuan, lagi praktek, lagi pengetahuan; pengulangan pola secara berputar-melingkar ini dengan tiada berkesudahan, dan dengan setiap lingkaran, isi praktek dan pengetahuan menaik ke tingkat yang lebih tinggi. Demikianlah seluruh teori materialis dialektis tentang pengetahuan, dan begitulah teori materialisme dialektis tentang kesatuan mengetahui dan berbuat.

Juli 1937.

Keterangan:
1. W.I.Lenin, Buku Catatan Filsafat, Edisi Rusia, moscow, 1947, hlm.185
2. Bandingkan Karl Marx, Tesis-Tesis Tentang Feuerbach, diterbitkan sebagai lampiran pada buku Friedrich Engels Ludwig Feuerbach dan Akhir Filsafat Klasik Jerman; dan W.I. Lenin, Materialisme dan Empirio-Kritisime, Bab III, Bagian 6.
3. W.I. Lenin, Buku Catatan Filsafat, hlm.146
4. Bandingkan Lenin, Buku Catatan Filsafat, hlm.146: "Untuk kepentingan mengetahui, orang harus memulai mengetahui, mempelajari, atas dasar pengalaman dan naik dari pengalaman ke pengetahuan umum".
5. W.I. Lenin, Apa Yang Harus Dikerjakan ?, penerbitan Yayasan "Pembaruan", th. 1957, hlm.30.
6. W.I. Lenin, Materialisme dan Empirio-Kritisisme, Bab II, Bagian 6.
7. J.W. Stalin, Dasar-Dasar Leninisme.
8. Bandingkan, W.I. Lenin, Materialisme dan Empirio-Kritisisme, Bab II, Bagian 5.

Sumber:Tentang Praktek, Mao Tje Tung, Cetakan ke IV, Yayasan Pembaruan, Jakarta 1964

TENTANG POLITIK Oleh : Mao Zedong

TENTANG POLITIK
Oleh : Mao Zedong

DALAM keadaan kampanye anti-Komunis memuncak sekarang ini, politik kita mempunyai arti yang menentukan. Tetapi di kalangan kader kita, masih banyak yang tidak mengerti, bahwa politik Partai dewasa ini harus sangat berbeda dengan politik Partai pada masa Revolusi Agraria. Harus diketahui, bahwa selama masa Perang Melawan Agresi Jepang, baik dalam keadaan apapun, politik Partai kita yang berupa front persatuan nasional melawan agresi Jepang itu tetap tidak akan berubah, bahwa banyak politik dalam masa sepuluh tahun Revolusi Agraria dulu jangan dipakai begitu saja sekarang. Lebih2 banyak politik yang terlalu kiri pada masa akhir Revolusi Agraria--karena tidak tahu bahwa revolusi Tiongkok mengandung dua ciri pokok, yakni sebagai suatu revolusi borjuis demokratis di negeri setengah jajahan dan bersifat jangka panjang--bukan saja tidak dapat dipakai semuanya pada masa melawan agresi Jepang sekarang ini, malah salah juga pada waktu itu. Politik2 itu meliputi yang berikut misalnya: "pengepungan dan pembasmian" yang kelima kali dari Kuomintang dan perjuangan kontra "pengepungan dan pembasmian" dari kita yang kelima kali itu dinamakan perang yang menentukan antara garis revolusioner dengan garis kontra-revolusioner; pembasmian borjuasi dan tani kaya dari segi ekonomi (memperlakukan borjuasi dengan politik perburuhan dan politik pajak yang terlalu kiri, membagikan tanah yang buruk kepada tani kaya); pembasmian tuan tanah dari segi jasmani (tidak membagikan tanah kepada mereka); terhantamnya kaum intelek; penyelewengan "Kiri" dalam memberantas anasir kontra-revolusioner; monopoli anggota Komunis dalam seluruh pekerjaan pemerintahan; haluan Komunis untuk pendidikan rakyat; politik militer yang terlalu kiri (menyerang kota besar dan menolak perang gerilya); politik avontur dalam pekerjaan di daerah Putih dan politik main hantam di lapangan organisasi dalam Partai; dan lain2. Politik yang terlalu kiri ini merupakan kesalahan oportunisme "Kiri", persis kebalikan dengan oportunisme Kanan dibawah pimpinan Tjen Tu-siu pada masa akhir Revolusi Besar Pertama. Pada masa akhir Revolusi Besar Pertama, politik yang dipakai ialah bersatu dalam segala2nya dan menyangkal perjuangan; sedangkan pada masa akhir Revolusi Agraria, politik yang dipakai ialah berjuang dalam segala2nya dan menyangkal persatuan (kecuali dengan massa tani yang pokok); inilah contoh yang sangat menonjol yang memperlihatkan dua macam politik ekstrimis. Kedua politik ekstrimis ini mengakibatkan Partai dan revolusi menanggung kerugian yang besar sekali.
Politik front persatuan nasional melawan agresi Jepang sekarang ini bukanlah bersatu dalam segala2nya dan menyangkal perjuangan, juga bukanlah berjuang dalam segala2nya dan menyangkal persatuan, melainkan memadu persatuan dengan perjuangan. Konkritnya, politik itu sebagai berikut:
Segenap rakyat yang melawan agresi Jepang itu bersatu (atau segenap buruh, petani, prajurit, pelajar dan pedagang yang melawan agresi Jepang itu bersatu) untuk menggalang front persatuan nasional melawan agresi Jepang.
Politik merdeka dan bebas dalam front persatuan--harus bersatu, tetapi harus merdeka pula.
Dilapangan strategi militer, politik ini berarti perang gerilya yang merdeka dan bebas dibawah kesatuan strategi; pokoknja perang gerilya, tetapi perang mobil tidak diabaikan juga jika keadaan menguntungkan.
Dalam perjuangan menentang golongan kepala batu yang anti-Komunis, kita mempergunakan pertentangan, menarik jumlah yang terbesar, menentang jumlah yang terkecil, menghantjurkan lawan satu demi satu; kita harus beralasan, beruntung dan berbatas.
di daerah pendudukan musuh dan di daerah kekuasaan Kuomintang, politik kita ialah, pada satu pihak, pekerjaan front persatuan dikembangkan. sedapat2nja, pada lain pihak, bersembunji lagi berefisiensi; dalam hal organisasi dan perjuangan, kita memakai politik: bersembunji lagi berefisiensi, bekerja dibawah tanah dalam waktu yang panjang, menimbun kekuatan, menunggu kesempatan.
Mengenai hubungan antara berbagai klas dalam negeri, politik pokok kita ialah, mengembangkan kekuatan progresif, menarik kekuatan menengah, memencilkan kekuatan kepala batu yang anti-Komunis.
Dalam menghadapi golongan kepala batu yang anti-Komunis, kita memakai politik mendua yang revolusioner, yakni politik bersatu dengan mereka apabila mereka masih dapat melawan agresi Jepang, dan memencilkan mereka apabila mereka keras2 menentang Komunis. Dalam melawan agresi Jepang, golongan kepala batu mendua pula sifatnya; kita memakai politik bersatu dengan mereka apabila mereka masih dapat melawan agresi Jepang, tetapi kita memakai politik menentang dan memencilkan mereka apabila mereka guncang (misalnya diam2 bersekongkol dengan agresor Jepang, tidak aktif melawan Wang Tjing-wéi dan pengkhianat yang lain2). Dalam menentang Komunis, golongan kepala batu mendua juga sifatnya. Maka politik kita harus juga mendua sifatnya, yakni kita memakai politik bersatu dengan mereka apabila mereka belum hendak mematahkan sama sekali tali kerja sama Kuomintang-Komunis, tetapi kita memakai politik menentang dan memencilkan mereka apabila mereka menjalankan politik penindasan yang se-wenang2 dan mengadakan serangan militer terhadap Partai kita dan rakyat. Golongan yang mendua sifatnya ini harus diperbedakan dengan kaum pengkhianat dan kaum pro-Jepang.
Malah di kalangan kaum pengkhianat dan kaum pro-Jepang itu, ada juga anasir yang mendua sifatnya, yang harus kita hadapi dengan politik mendua juga yang bersifat revolusioner. Ini berarti, kita memakai politik menghantam dan memencilkan mereka apabila mereka pro-Jepang, dan memakai politik menarik dan merebut mereka apabila mereka guncang. Anasir yang mendua sifatnya ini harus diperbedakan dengan pengkhianat yang tegas, seperti Wang Tjing-wéi,1) Wang Ji-tang2) dan Se Ju-san.3)
Pada satu pihak, tuan, tanah besar dan borjuasi besar yang pro-Jepang dan menentang perlawanan terhadap agresi Jepang itu harus diperbedakan dengan tuan tanah besar dan borjuasi besar yang pro-lnggeris-Amerika dan yang setudju dengan perlawanan terhadap agresi Jepang; pada lain pihak, tuan tanah besar dan borjuasi besar yang mendua sifatnya, yang setudju dengan perlawanan terhadap agresi Jepang tetapi guncang, setudju dengan persatuan tetapi menentang Komunis itu harus diperbedakan pula dengan golongan yang lebih kurang sifat menduanja, seperti borjuasi nasional, tuan tanah yang sedang dan kecil, sense progresif.4) Berdasarkan perbedaan inilah politik kita disusun. Berbagai macam politik tersebut semuanya berdasarkan perbedaan dalam hubungan klas itu.
Demikian juga terhadap imperialis. Meskipun Partai Komunis menentang imperialis manapun, tetapi, pada satu pihak, imperialis Jepang yang sedang menyerang Tiongkok itu harus diperbedakan dengan imperialis yang lain2 yang sekarang tidak menyerang Tiongkok; pada lain pihak, imperialis Jerman dan Italia yang bersekutu dengan Jepang dan mengakui "Mantjoukuo" itu harus diperbedakan pula dengan imperialis Inggeris dan Amerika yang bertentangan dengan Jepang. Lagi pula, Inggeris dan Amerika yang dulu menganut politik Munchen di Timur Djauh sehingga merugikan perlawanan Tiongkok terhadap agresi Jepang itu, harus diperbedakan dengan Inggeris dan Amerika yang sekarang melepaskan politik tadi dan mengubah pendiriannja dengan menyokong perlawanan Tiongkok terhadap agresi Jepang. Prinsip taktik kita tetaplah mempergunakan pertentangan, menarik jumlah yang terbesar, menentang jumlah yang terkecil, menghantjurkan lawan satu demi satu. Dalam hal politik luar negeri, kita berbeda dengan Kuomintang. Bagi Kuomintang, "musuh hanya satu, yang lain semuanya teman"; pada lahirnya, ia memperlakukan semua negeri sama rata kecuali Jepang, sebenarnya ia pro-lnggeris dan pro Amerika. Bagi kita, harus tampak perbedaannya: pertama, Soviet Uni berbeda dengan negeri2 kapitalis; kedua, Inggeris dan Amerika berbeda dengan Jerman dan Italia; ketiga, rakyat Inggeris dan Amerika berbeda dengan pemerintah imperialis Inggeris dan Amerika; keempat, politik Inggeris-Amerika pada masa Munchen di Timur Djauh berbeda dengan politik mereka dewasa ini. Berdasarkan perbedaan inilah politik kita disusun. Garis asasi kita berbeda dengan garis asasi Kuomintang: kita menggunakan bantuan luar sedapat2nya dengan berpegang keras pada prinsip berperang dengan merdeka dan hidup atas usaha sendiri, tidak seperti Kuomintang yang bergantung pada bantuan luar dan bernaung dibawah blok imperialis manapun dengan melepaskan prinsip itu.
Banyak kader di dalam Partai berpandangan berat sebelah mengenai soal taktik sehingga menyeleweng kekiri atau kanan. Itu hanya dapat diatasi apabila mereka diharuskan mengerti perubahan dan perkembangan politik Partai dahulu dan sekarang secara lengkap dan sistematis. Pada dewasa ini, bahaja yang utama yang mengatjau dalam Partai tetap ialah pandangan terlalu kiri. di daerah kekuasaan Kuomintang, banyak orang tidak dapat dengan sungguh2 menjalankan politik2 bersembunji lagi berefisiensi, bekerja dibawah tanah dalam waktu yang panjang, menimbun kekuatan, menunggu kesempatan, karena politik anti-Komunis daripada Kuomintang itu dipandang mereka tidak hebat; disamping itu, ada pula banyak orang yang tidak dapat menjalankan politik mengembangkan pekerjaan front persatuan, karena Kuomintang dipandang mereka busuk seluruhnja begitu saja, sehingga mereka kehilangan akal sama sekali. Keadaan demikian terdapat juga di daerah pendudukan Jepang.
Pandangan kanan yang dulu pernah berpengaruh sehebat-hebatnya di daerah kekuasaan Kuomintang dan diberbagai daerah basis anti agresi Jepang, sekarang sudah diatasi pada pokoknja. Pandangan itu sebagai berikut: karena hanya tahu bersatu tetapi tidak tahu berjuang, dan karena terlampau tinggi menilai ketegasan Kuomintang melawan agresi Jepang, maka telah mengaburkan perbedaan prinsipiil antara Kuomintang dengan Partai Komunis, menyangkal politik merdeka dan bebas dalam front persatuan, me-nurut2i tuan tanah besar dan borjuasi besar, menurut-nuruti Kuomintang, sehingga mau mengikat tangan sendiri, tidak berani leluasa mengembangkan kekuatan revolusioner yang melawan agresi Jepang dan tidak berani tegas2 melawan politik Kuomintang yang menentang dan membatasi Komunis itu. Tetapi, sejak musim dingin tahun 1939, disana sini telah terdjadi penyelewengan terlalu kiri yang disebabkan karena Kuomintang mengadakan pergeseran anti-Komunis dan kita mengadakan perjuangan membela diri. Meskipun penyelewengan ini ada dibetulkan, tetapi masih belum seluruhnja, dan masih tampak dalam politik2 yang konkrit di banyak tempat. Maka, mempelajari dan menyelesaikan politik2 yang konkrit itu sangat perlu sekarang.
Tentang politik2 yang konkrit itu, telah ber-turut2 diberikan petunjuk oleh Central Comite, disini hanya beberapa saja yang kita tunjukkan dalam garis besar.
MENGENAI SUSUNAN KEKUASAAN POLITIK. Harus tegas dijalankan "sistem tiga tiga" -- orang Komunis hanya merupakan sepertiga dari jumlah anggota dalam badan kekuasaan politik, untuk menarik orang bukan Komunis yang besar jumlahnya itu duduk di dalamnya. Di-daerah2 seperti bagian utara Propinsi Tjiangsu yang baru mulai ditegakkan kekuasaan politik demokratis anti agresi Jepang, jumlah orang Komunis yang duduk dalam kekuasaan politik malah boleh kurang daripada sepertiga. Wakil borjuasi kecil, borjuasi nasional dan sense progresif, yang semuanya tidak giat anti-Komunis itu harus ditarik ke dalam badan2 pemerintahan maupun dalam badan2 perwakilan rakyat; orang Kuomintang yang tidak anti-Komunis itu harus diperkenankan duduk di dalamnya. Boleh juga diperkenankan sejumlah kecil anasir kanan duduk dalam badan perwakilan rakyat. Jangan sekali2 sampai Partai kita memborong segala sesuatu. Kita hanya merusakkan kediktatoran borjuasi komprador besar dan tuan tanah besar, dan bukan menggantinya dengan kediktatoran satu partai dari Partai Komunis.
MENGENAI POLITIK PERBURUHAN. Kegiatan buruh melawan agresi Jepang dapat dibangkitkan hanya apabila penghidupan mereka diperbaiki. Tetapi penyelewengan terlalu kiri harus dielakkan; jangan terlampau banyak menambah upah dan mengurangkan jam kerja. Dalam keadaan Tiongkok sekarang, sistem kerja delapan jam masih sukar diratakan. Dalam cabang produksi yang tertentu, sistem kerja sepuluh jam masih harus diijinkan. Untuk cabang produksi yang lain2, jam kerja harus ditentukan sesuai dengan keadaannya. Sesudah diikat kontrak antara buruh dan majikan, buruh harus mentaati disiplin kerja dan harus memungkinkan si kapitalis memperoleh keuntungan. Kalau tidak, pabrik akan gulung tikar, dan ini bukan saja tidak menguntungkan usaha melawan agresi Jepang, malah mencelakakan buruh sendiri juga. Lebih2 jangan kita ajukan tuntutan yang terlampau tinggi dalam memperbaiki penghidupan dan menaikkan upah kaum buruh didesa, kalau tidak, petani akan keberatan, buruh akan menganggur dan produksi akan merosot.
MENGENAI POLITIK AGRARIA. Harus diterangkan kepada anggota Partai dan petani, bahwa sekarang bukanlah waktu menjalankan revolusi agraria sampai urat akarnya, dan cara yang dipakai pada masa Revolusi Agraria dahulu tidak dapat dipakai lagi sekarang. Politik sekarang ialah, pada satu pihak, tuan tanah diharuskan menurunkan sewa tanah dan bunga, dengan demikian barulah kegiatan massa tani yang pokok untuk melawan agresi Jepang dapat dibangkitkan, tetapi penurunan itu jangan terlampau banyak juga. Pemungutan sewa tanah pada umumnja berdasarkan prinsip menurunkan sewa tanah 25%. Apabila massa menuntut persentase itu dinaikkan, boleh diambil perbandingan 60% atau 70% untuk petani sedangkan 40% atau 30% itu untuk tuan tanah, tetapi batas ini jangan dilampaui. Penurunan bunga itu jangan sampai memustahilkan pelaksanaan utang-piutang dalam masyarakat. Pada lain pihak, petani diharuskan membajar sewa tanah dan bunga, sedangkan tuan tanah tetap memiliki tanahnya dan harta bendanja yang lain. Janganlah bunga diturunkan sampai petani tidak mungkin mendapat pinjaman, janganlah utang petani yang lama itu dibereskan sampai tanahnya yang digadaikan kepada tuan tanah itu diambil kembali dengan cuma2.
MENGENAI POLITIK PAJAK. Pajak harus dibajar menurut penghasilan. Selain orang yang paling miskin yang harus dibebaskan dari pajak, semua rakyat yang mempunyai penghasilan, yakni lebih dari 80% penduduk termasuk buruh dan petani, harus memikul pajak negara. Beban itu tidak patut dipikulkan seluruhnja kepada tuan tanah dan kapitalis. Cara menjamin perbekalan tentara dengan menangkapi orang dan mendendanja itu harus dilarang. Tentang cara memungut pajak itu, sebelum kita menetapkan cara yang baru yang lebih cocok, cara lama daripada Kuomintang boleh dipakai dengan disertai perbaikan yang selayaknya.
MENGENAI POLITIK MEMBERANTAS AGEN MUSUH. Harus tegas ditindas pengkhianat dan anasir anti-Komunis yang keras kepala. Kalau tidak demikian, kekuatan revolusioner yang melawan agresi Jepang tidak dapat dibela. Tetapi, jangan se-kali2 terlampau banyak membunuh orang, jangan se-kali2 sampai kena orang yang tidak bersalah. Harus bermurah hati dalam memperlakukan anasir yang guncang di kalangan kaum reaksioner dan anasir yang mengikuti kaum reaksioner karena terantjam itu. Dalam memperlakukan pendjahat siapa saja, hukuman siksa harus dihapuskan dengan tegas; yang diutamakan ialah bukti dan jangan pertjaja begitu saja kepada pengakuan. Harus dipakai politik melepaskan semua tawanan dari tentara musuh, tentara boneka dan tentara anti-Komunis, kecuali orang yang sangat dikutuki massa, yang mesti dijatuhi hukuman mati dengan persetudjuan pihak atasan pula. Dari tawanan itu, harus ditarik sebanyak2nya orang yang sedikit banyak bersifat revolusioner, yang masuk tentara reaksioner karena terpaksa, supaya bekerja dalam tentara kita, sedangkan yang lain-lainnya dilepaskan semua. Apabila mereka tertawan lagi, dilepaskan lagi; janganlah mereka dihina, janganlah uang dan barang mereka diambil dan janganlah mereka disuruh mengaku salah, melainkan harus diperlakukan dengan tulus ikhlas dan ramah-tamah semuanya. Politik ini harus dipakai dalam memperlakukan mereka, biar betapa reaksioner mereka itu. Ini sangat berguna akan memencilkan kubu reaksioner. Kepada pengkhianat Partai, kecuali yang sangat terkukuk kejahatannya, hendaknya diberikan kesernpatan untuk membarui dirinja, dengan syarat dia tidak akan menentang Komunis lagi. Kalau dia bisa kembali mengikuti revolusi, dia masih boleh diterima, tetapi tidak diperkenankan masuk Partai lagi. Janganlah orang informasi Kuomintang yang biasa itu disamakan dengan mata2 Jepang dan pengkhianat, melainkan harus diperbedakan sifat kedua-duanya itu dan diperlakukan berlain2an. Keadaan kacau-balau seperti instansi atau organisasi mana saja boleh menangkap orang itu harus dilenjapkan; untuk menegakkan ketertiban revolusioner supaya melawan agresi Jepang, harus ditentukan, bahwa hanya instansi kehakiman dan instansi keamanan pemerintah saja yang berhak menangkap pendjahat, sedangkan tentara hanya berhak demikian dalam waktu perang saja.
MENGENAI HAK RAKYAT. Harus ditetapkan, bahwa semua tuan tanah dan kapitalis yang tidak menentang perlawanan terhadap agresi Jepang itu, sama dengan buruh dan petani mempunyai kebebasan pribadi, berhak atas harta bendanja, berhak memilih, mempunyai kebebasan berbicara, bersidang, mendirikan perkumpulan, berpikir dan menganut kepercayaan. Pemerintah hanya mengawasi anasir yang mengadakan sabot dan pemberontakan di daerah basis kita, sedangkan yang lain dilindungi semuanya, tidak diganggu.
MENGENAI POLITIK EKONOMI. Industri, pertanian dan perdagangan harus dikembangkan dengan giat. Kaum kapitalis daerah2 lain yang bersedia membuka perusahaan industri di daerah basis anti agresi Jepang ini harus ditarik. Perusahaan partikelir itu harus diberikan dorongan, sedang perusahaan negara hendaknya dipandang sebagai sebagian saja dari segenap perusahaan. Semua ini dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan kita atas usaha sendiri. Perusahaan apa saja yang berguna itu harus didjaga jangan sampai mengalami kerusakan. Politik bea dan politik moneter harus sesuai dan bukan berlawanan dengan garis pokok tentang pengembangan pertanian, industri dan perdagangan. Menyusun ekonomi diberbagai daerah basis dengan sungguh2, teliti dan bukan dengan sembarangan, supaya mencukupi kebutuhan kita atas usaha sendiri - inilah mata rantai pokok untuk mempertahankan daerah basis dalam jangka panjang.
MENGENAI POLITIK KEBUDAJAAN DAN PENDIDIKAN. Pokoknja ialah, rasa harga diri nasional di kalangan massa rakyat, serta pengetahuan dan ketjakapan mereka melawan agresi Jepang, harus ditingkatkan dan diratakan. Ahli pendidikan, pekerja kebudajaan, wartawan, sarjana dan ahli tehnik yang liberal dari kalangan borjuasi harus diperkenankan datang kedaerah basis untuk bekerja sama dengan kita, membuka sekolah, menerbitkan surat kabar dan menjalankan pekerjaan yang lain2. Semua anasir intelek yang agak aktif melawan Jepang harus ditarik masuk sekolah kita, diberikan latihan dalam jangka pendek, lalu disuruh turut dalam pekerjaan tentara, pemerintah dan sosial; mereka harus diterima dengan tidak segan2, diberikan tugas dan diangkat dengan tidak segan2. Jangan takut ini takut itu, atau takut anasir reaksioner akan menyelundup. Dengan tak terelakkan beberapa anasir semacam itu akan menyelundup, tetapi ada cukup waktu untuk menyikat mereka dalam proses pelajaran dan pekerjaan. Di setiap daerah basis, harus didirikan percetakan, diterbitkan buku dan surat kabar, didirikan instansi pembagi dan pengantar. di setiap daerah basis, sedapat mungkin harus dibuka sekolah kader yang besar2, makin besar dan banyak, makin baik.
MENGENAI POLITIK MILITER. Tentara Route Ke-8 dan Tentara Ke-4 Baru harus diperkembang sedapat2nya, karena kedua2 ini adalah kekuatan bersenjata rakyat Tiongkok yang paling boleh dipercayai dalam mengkonsekwenkan perlawanan nasional terhadap agresi Jepang. Terhadap tentara Kuomintang, kita harus tetap mengambil politik "jika kita tidak diserang, kita tidak akan menyerang", dan sedapat2nya berusaha bersahabat dengan mereka. Opsir2 Kuomintang dan Opsir2 tak berpartai yang bersimpati kepada kita itu harus ditarik sedapat mungkin ke dalam Tentara Route Ke-8 dan Tentara Ke-4 Baru, untuk memperkuat pembangunan tentara kita. Keadaan anggota Komunis menguasai segala2nya dalam tentara kita dengan jumlah yang terbanyak, harus diubah juga sekarang. Tentu, "sistem tiga tiga" tidak harus dipraktekkan dalam induk tentara kita, tetapi, asal hegemoni tentara tetap dipegang oleh Partai kita (ini tetap perlu, tidak boleh dilanggar), tak usahlah kita takut menarik simpatisan itu sebanyak2nya untuk turut serta dalam pembangunan tentara dilapangan militer dan tehnik. Pada dewasa ini, dasar Partai dan tentara kita dilapangan ideologi dan organisasi sudah terletak sekokoh-kokohnya, maka usaha menarik simpatisan (tentu bukan penyabot) sebanyak2nya itu bukan saja tidak berbahaya, malah tidak dapat ditiadakan untuk memperoleh simpati seluruh rakyat dari memperluas kekuatan revolusioner. Itulah sebabnya mengapa politik ini politik yang perlu.
Berbagai prinsip taktik dalam front persatuan dan politik2 konkrit yang ditetapkan berdasarkan prinsip ini sebagaimana yang dinyatakan tadi, harus dipraktekkan setegas-tegasnya oleh seluruh Partai. Oleh karena pada saat sekarang ini, agresor Jepang memperhebat agresinja terhadap Tiongkok, tuan tanah besar dan borjuasi besar dalam negeri menjalankan politik penindasan yang se-wenang2 dan melancarkan serangan militer yang semuanya anti-Komunis dan antirakyat, maka hanya dergan mempraktekkan prinsip2 taktik dan politik2 konkrit sebagai tersebut diatas barulah dapat kita mengkonsekwenkan perlawanan terhadap agresi Jepang, mengembangkan front persatuan, mentjapai simpati rakyat seluruh negeri dan mendatangkan perubahan situasi yang menguntungkan. Tetapi, dalam membetulkan kesalahan, kita harus bertindak selangkah demi selangkah, tidak boleh terlalu tergesa2, sehingga mengakibatkan hal2 yang tidak baik seperti: kader tidak senang, massa curiga, tuan tanah melancarkan serangan balas dan lain2.
Catatan:
1) Seorang kepala golongan pro-Jepang dalam Kuomintang. Sejak tahun 1931 ia selalu menganjurkan kompromi dengan imperialis Jepang. Pada bulan Desember 1938, ia meninggalkan Tjungtjing dan menyerah kepada agresor Jepang, dan kemudian membentuk pemerintah boneka di Nantjing.
2) Seorang birokrat besar dalam jaman Raja Perang Utara, juga seorang pengkhianat pro-Jepang. Ia dipakai oleh Tjiang Kai-sék sesudah Peristiwa Tiongkok Utara pada tahun 1935. Pada tahun 1938, ia menjadi boneka agresor Jepang di Tiongkok Utara dan dijadikan ketua "Komite Administrasi Tiongkok Utara".
3) Seorang bunglon di kalangan raja perang Kuomintang. Sesudah Perang Melawan Agresi Jepang meletus, ia menjadi panglima Grup Tentara Ke-10 Kuomintang dan bersekutu terutamanja dengan tentara Jepang di bagian selatan Propinsi Hepéi untuk menyerang Tentara Route Ke-8, merusakkan kekuasaan politik demokratis anti agresi Jepang, membunuh anggota2 Komunis dan orang2 progresif.
4) Sen ialah ikat pinggang yang dipakai oleh pamong praja pada jaman dulu, arti kiasannya orang yang pernah menjadi pamong praja; se ialah ningrat kecil yang tidak menjadi pamong praja dalam masyarakat feodal, arti kiasannja orang yang tahu baca. Dari itu, golongan klas berkuasa yang tidak duduk dalam pemerintah biasanya dinamakan sense. Sense progresif dimaksudkan sebagai golongan sense yang condong kepada perlawanan terhadap agresi Jepang.



Buku ini diterjemahkan menurut Pilihan Tulisan Mao Tje-tung jilid II dalam bahasa Tiongkok yang diterbitkan pada bulan Agustus 1952 oleh Pustaka Rakyat, Peking. [PENERBIT]. Dicetak di Republik Rakyat Tiongkok. Ini adalah sebuah petunjuk dalam Partai yang ditulis oleh Kawan Mao Tje-tung pada tanggal 25 Desember 1940 atas nama Central Comite Partai Komunis Tiongkok.
Panitia Penerbit Pilihan Tulisan Mao Tje-tung Central Comite Partai Komunis Tiongkok (PUSTAKA BAHASA ASING PEKING 1956)